Perlu Diketahui Warga Surabaya dan Sekitarnya

Selasa, 31 Januari 2017 – 07:06 WIB
WASPADA: Mendung dan awal tebal menggelayut di atas kota Surabaya, Senin (30/1). Februari diprediksi sebagai puncak musim hujan tahun ini di Surabaya. Foto: SATRIA NUGRAHA/RADAR SURABAYA

jpnn.com - jpnn.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, wilayah Surabaya bakal akrab dengan hujan sepanjang bulan Februari mendatang.

BMKG Surabaya menyatakan bahwa pada bulan tersebut merupakan puncak musim penghujan di tahun ini.

BACA JUGA: Tragis! Ibu dan Anak Usia 3 Tahun Dilalap Si Jago Merah

Prakirawan BMKG Juanda, Taufik Hermawan mengatakan bahwa intensitas hujan akan sangat tinggi sepanjang Februari.

Hal itu dipicu tingginya intensitas embusan angin yang lembab dari arah barat atau Samudera Hindia.

BACA JUGA: Janji Usut Prostitusi di Balik Tirai Kebugaran

Intensitas angin dari barat itu memicu gumpalan awan hujan yang bakal rutin menyerang wilayah Surabaya dan sekitarnya.

"Gumpalan awan itu akan mendatangkan hujan dengan intensitas yang sangat tinggi. Jadi sepanjang Februari, hujan yang turun diprediksi akan sangat lebat dengan intensitas yang terus menerus. Hal itu akan terjadi di wilayah Surabaya, Gresik, maupun Sidoarjo," ujarnya ketika dihubungi Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Senin (30/1).

BACA JUGA: Pejabat Terduga Korupsi Rp43 M Itu Terancam Dipecat

Taufik menambahkan bahwa hujan lebat itu bakal dibarengi dengan embusan angin yang sangat kencang. Idealnya, kecepatan angin saat terjadi hujan ada di kisaran 5-10 kilometer/jam.

Namun untuk hujan pada Februari mendatang, embusan angin bisa mencapai kecepatan maksimal, yakni hingga 35 kilometer/jam.

"Sama dengan gumpalan awan, angin yang berembus kencang itu berasal dari arah barat atau dari Samudera Hindia," lanjutnya.

Karena itu, ia mewanti-wanti agar para pengendara mengurungkan niat untuk melanjutkan perjalanan saat sedang terjadi hujan deras.

Sebab, angin kencang bisa membahayakan stabilitas kendaraan. "Belum lagi ancaman pohon tumbang," bebernya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya Chalid Bukhari mengaku bahwa pihaknya sudah menyiapkan antisipasi ancaman angin kencang dan hujan lebat.

Antara lain dengan melakukan perampingan pohon-pohon di sepanjang jalan utama atau arteri.

Seperti di Jalan Ahmad Yani maupun di Jalan Darmo. "Perampingan ini terus kita kebut. Hal ini untuk mencegah terjadinya pohon tumbang yang bisa mengancam nyawa pengendara yang sedang melintas," jelasnya.

Taufik juga menambahkan bahwa angin kencang bakal berdampak pada ketinggian ombak di pesisir pantai Surabaya.

a memprediksi, angin kencang yang berembus bakal membuat ketinggian ombak di laut bisa mencapai 3-4 meter.

Hal itu jelas menjadi ancaman tersendiri bagi para nelayan khususnya di kawasan Kenjeran.

Karena itu, ia berharap agar para nelayan berpikir ulang jika nekat hendak melaut mencari ikan saat ombak sedang tinggi.

"Karena jika nelayan nekat, justru mengancam keselamatan mereka. Apalagi, ombak tinggi juga dibarengi dengan angin kencang. Jelas nelayan yang rata-rata masih menggunakan kapal tradisional tak bisa mengantisipasi hal tersebut," katanya.

Taufik mengaku bahwa intensitas hujan tinggi dan angin kencang itu bakal mulai berkurang pada Maret nanti. Sebab, intensitas angin dari arah barat yang menuju Indonesia akan mulai berkurang.

"Bulan Maret, Surabaya masih akan diguyur hujan. Namun, dengan intensitas yang lebih ringan dan jarang. Karena itu, selama Februari kami harap semua warga bisa menjaga kondisi kesehatannya karena cuaca belum menentu," tutupnya. (gus/jay)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Diduga Korupsi Rp46 Miliar Pejabat Sumbar Diperiksa BPK


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler