jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) ikut bereaksi terhadap kasus meninggalnya bayi Debora.
Ketua LPAI Setyo Mulyadi mengatakan perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap layanan kesehatan baik dari sisi pasien, dokter, dan manajemen rumah sakit.
BACA JUGA: Polisi Bidik RS Mitra Keluarga dengan Pasal Ini
“Perlu evaluasi menyeluruh atas kejadian yang dialami Bayi Debora agar rumah sakit bisa terus meningkatkan kapasitasnya,” kata Setyo Mulyadi dalam pernyataan persnya, Selasa (12/9).
Untuk mencegah agar tidak terjadi peristiwa seperti bayi Debora, menurut Kak Seto, unsur kebijakan layanan kesehatan nasional juga patut dicermati.
BACA JUGA: Ustaz Guntur Bumi Empat Kali Pindah RS, Nih Alasannya
Lebih lanjut, Kak Seto mengatakan LPAI bersikap bahwa langkah terbaik atas kasus ini adalah menempatkan kepentingan seluruh anak DKI sebagai dasar penyikapannya. Kak Seto menyebutan, LPAI sebelumnya telah berkomunikasi langsung dengan keluarga Bayi Debora dan siap memberikan pendampingan.
"Dari sisi medis, bayi membutuhkan penanganan ekstra. Bayi bukan miniatur orang dewasa. Menginsafi posisi anak-anak yang sedemikian istimewa, termasuk problem kesehatan mereka. Pemerintah perlu meningkatkan kesiapan-kesiapan rumah sakit dalam melayani pasien kanak-kanak," bebernya.
BACA JUGA: Kasus Bayi Debora, RS Jangan Hanya Memikirkan Keuntungan
Belajar dari kejadian Bayi Debora, lanjut Kak Seto, sarana berupa pediatric intensive care unit (PICU), misalnya, menjadi sesuatu yang sangat krusial. LPAI memahami bahwa pengadaan PICU bukan hal ringan. PICU membutuhkan SDM yang mumpuni, termasuk tersedianya dokter-dokter anak dengan spesifikasi perinatologi dan intensive care.
"Betapa pun tak mudah, demi kesehatan anak-anak Indonesia, pemerintah--didukung dunia usaha--tetap harus mengagendakan pengadaan sarana tersebut," imbuhnya.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR: Rumah Sakit tidak Boleh Tolak Pasien
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad