Perlu Kesabaran Ekstra Abadikan Supermoon

Senin, 11 Agustus 2014 – 12:51 WIB
Foto Supermoon diambil dari kawasan Jakarta. Foto: Mesya Mohammad/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Fenomena alam di mana Bulan terlihat lebih besar dan lebih terang dibanding biasanya atau lazim dinamakan Supermoon kembali terlihat di Indonesia kemarin (10/8) malam. Supermoon kali ini lebih terang dan lebih lebar dibandingkan dengan biasanya.

Di Depok dan wilayah Jakarta dan sekitarnya, fenomena alam ini sayangnya tidak bisa dinikmati secara bebas. Pasalnya, selepas Maghrib hingga tengah malam, langit di wilayah tersebut dalam kondisi mendung sehingga menghalangi sinar Bulan.

BACA JUGA: E-Ticket Transjakarta Berlaku Mulai Hari Ini

Perlu kesabaran ekstra untuk dapat mengabadikan fenomena alam ini. Seperti yang dialami JPNN, yang mencoba memotret Supermoon dari kawasan Cinere, Depok. Bulan yang terlihat sejak Maghrib 10 Agustus 2014, sebentar kemudian tertutup mendung, hingga pukul 01.30 WIB , 11 Agustus 2014.

Berdasarkan keterangan Naval Observatory Amerika seperti dilansir washingtonpost, menyatakan peristiwa alam Supermoon kali ini lebih terang. Bulan akan terlihat 30 persen lebih terang dan 16 persen lebih lebar dibandingkan dengan biasanya dan pemandangan ini bisa dinikmati oleh semua orang di Bumi.

BACA JUGA: Tiga Anggota Brimob Gagalkan Aksi Curanmor

Di Indonesia sendiri menurut Ketua Lembaga Penerangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Profesor Thomas Djamaludin kepada media nasional mengungkapkan, supermoon akan terjadi pada tanggal 10 Agustus hingga 11 Agustus 2014 dini hari. "Sehabis Maghrib dan puncaknya akan terjadi pada 11 Agustus, pukul 01.09 WIB," ujarnya.

"Supermoon" terjadi ketika jarak bulan dengan Bumi berada di titik terdekat atau posisi apsis/perigee. Fenomena ini kadang dihubung-hubungkan dengan bencana alam, seperti gempa bumi, gunung meletus, dan lain-lain. Hal ini dikarenakan waktu terjadinya bulan super hampir selalu berdekatan dengan terjadinya suatu bencana alam tertentu.

BACA JUGA: Ahok Mengaku Tak Takut Disantet

Namun, fenomena ini tidak cukup kuat untuk memengaruhi permukaan tanah ataupun gunung berapi di Bumi. Pengaruh dari fenomena bulan super ini di bumi hanyalah naiknya permukaan laut sekitar beberapa inci di beberapa daerah.

Mengutip laman langitselatan.com, Supermoon aka Bulan Super tersebut merupakan istilah astrologi yang diperkenalkan Richard Nolle pada tahun 1979 dalam majalah HOROSCOPE (langitselatan.com).

Menurut Nolle, Supermoon merupakan Bulan Purnama ataupun Bulan Baru yang terjadi saat Bulan pada jarak terdekatnya dari Bumi (perigee). Dengan kata lain, Matahari–Bumi–Bulan sedang berada pada satu garis dengan Bulan berada pada jarak terdekat dengan Bumi. Supermoon tidak hanya terjadi sekali dalam setahun. Setidaknya ada 4-6 supermoon yang terjadi dalam satu tahun. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok Tidak Takut Disantet


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler