Perlu Menarasikan Terjadinya Danau Toba Kepada Peserta Grand W-20 Summit

Selasa, 08 Maret 2022 – 17:26 WIB
Pemerhati dan pelaku pariwisata Sanggam Hutapea. Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Pemerhati dan pelaku pariwisata Sanggam Hutapea mendukung penuh kawasan Danau Toba menjadi salah satu tempat penyelenggaraan Grand W-20 Summit. 

Sanggam menilai penyelenggaraan Grand W-20 Summit yang dijadwalkan pada 27-29 Juli 2022 di Danau Toba jadi momentum menduniakan kawasan Danau Toba sebagai wisata berkelas dunia.

BACA JUGA: Detik-detik Tim SAR Evakuasi Jasad Widodo dari Kedalaman 30 Meter Danau Toba, Lihat

Dia berpandangan penting untuk menarasikan secara kuat dan tajam tentang terjadinya Danau Toba untuk disajikan kepada para peserta Grand W-20 Summit.

Menurut Sanggam,  jejak letusan gunung merapi  supervulcano yang membentuk Danau Toba  harus menjadi fokus yang dinarasikan.

BACA JUGA: Sanggam Hutapea Dorong Penguatan Kewenangan Badan Otorita Danau Toba

Alasannya, kata dia, peristiwa  terbentuknya Danau Toba  menurut penelitian ilmiah,  diduga dua pertiga penduduk bumi ini musnah.

“Jika penelitian ini benar, bisa jadi sejarah DNA ditentukan letusan Gunung Toba ini. Artinya ada rantai DNA yang terputus, ketika gunung merapi supervulcano itu meletus. Jadi, Danau Toba jangan hanya dilihat sebagai danau yang indah, tetapi sejarah pembentukannya juga sangat dahsyat, baik secara ilmiah maupun secara geologis,” kata Sanggam Hutapea pada Selasa (8/3).

BACA JUGA: Gelar Event Berkelas Dunia, Sanggam Hutapea: Momentum Mempromosikan Pariwisata Danau Toba

Dengan narasi yang tajam tentang letusan Gunung Toba hingga terbentuknya Danau Toba, menurut Sanggam, diyakni bukan hanya menarik wisatawan, tetapi juga akan mengundang para ilmuawan dunia  datang ke kawasan  Danau Toba melakukan penelitian. 

“Konon, bukan tidak mungkin magma tumbuh di dasar Danau  Toba,” ujar Sanggam Hutapea.

Oleh karena itu, sebelum penyelenggaraan event,  menurut Sanggam Hutapea ada baiknya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menginisiasi pertemuan dengan Gubernur Sumatera Utara dan para bupati di  delapan  kabupaten yang ada di kawasan Danau Toba.

Delapan kabupaten itu adalah Toba, Samosir, Karo, Tapanuli Utara, Simalungun, Humbanghasundutan, Pakpak Bharat dan Dairi perlu merumuskan satu narasai yang kuat tentang Danau Toba.

Di samping menyusun narasi tentang Danau Toba, Sanggam menyarakan kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk menggarap peninggalan sejarah, kekayaan budaya, kesenian lokal, sampai kuliner tradisional yang ada di kawasan Danau Toba .

Di bidang kebudayaan misalnya, perlu digarap ritual kebudayaan untuk dipertunjukkan kepada para peserta side events G20, yang datang nanti ke Danau Toba. 

Sanggam  mencontohkan salah satu ritual yang sakral dan masih terjaga adalah Sipaha Lima. Acara para  ini digelar sebagai bentuk syukur atas rezeki, kesehatan, dan keselamatan sepanjang tahun kepada Tuhan Yang Maha Esa.

“Ritual  kebudayaan yang khas harus dikemas menarik dan dijadikan kelender pariwisata secara rutin, di samping tentu penting untuk dilestarikan sebagai warisan budaya sakral suku Batak,” katanya.  

Menurut Sanggam, pertemuan Grand W-20 Summit harus dimanfaatkan maksimal untuk mempromosikan pariwisata Danau Toba, berikut hasil kerajinan usaha kecil dan menengah (UMKM) seperti Ulos, ukiran-ukiran, dan kuliner.

Jika memungkinkan selama pertemuan Grand W-20 Summit di Danau Toba, digelar food festival untuk mengangkat potensi wisata kuliner. Sebab banyak masakan khas Sumatera Utara  yang pantas jadi potensi wisata kuliner.

Sanggam mencontohkan masakan dari Pakpak dan Dairi yakni Pelleng, Jukut, ada  juga ikan Na Niarsi, kuliner tradisional yang kaya dengan bumbu dan rempah, ayam sira pege, ikan Tombur, naniura, masakan khas Karo sepeti Terites dan Arsik Nurung Mas.

Selain itu, masakan khas Simalungun Dayok Nabinatur, Hinasumba di Tapanuli Selatan ada makanan khas Holat.

“Intinya kita harus memanfaatkan pertemuan Grand W-20 Summit sebagai ajang promosi Danau Toba menuju wisata kelas dunia,” tegas Sanggam Hutapea.

Perlu diketahui berdasarkan agenda Side Events G20 yang telah diinventarisasi, tercatat 121 side events akan digelar pada Desember 2021 hingga November 2022 mendatang. Puncak KTT G20 akan dilakukan di Bali.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler