Perlu Menghadirkan Kaum Terdidik untuk Kebangkitan Kembali Indonesia

Minggu, 21 Mei 2017 – 13:13 WIB
Hidayat Nur Wahid. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan, kebangkitan nasional Indonesia dimulai dengan kepedulian pada masalah pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia diiringi dengan upaya menghidupkan ekonomi yang mandiri.

Menurut dia, kebangkitan nasional ini merupakan hasil kerja bersama dengan kebersamaan dari seluruh elemen bangsa.

BACA JUGA: Fadli Zon: Tanpa Keadilan tak Akan Ada Nasionalisme

"Kebangkitan nasional Indonesia adalah hasil dari kebersamaan," ujar Hidayat Nur Wahid saat jadi pembicara utama dalam seminar nasional kebangsaan bertema "Pendidikan Pilar Kekuatan Bangsa" di Kampus Bina Sarana Informatika (BSI) Kalimalang, Jakarta, Sabtu (20/5).

Dia mengatakan, Kebangkitan Nasional Indonesia dengan lahirnya Budi Utomo pada 20 Mei 1908 ketika mahasiswa Stovia menyadari tentang pentingnya kualitas sumber daya manusia sehingga mengubah dari perjuangan fisik menjadi perjuangan melalui jalur pendidikan.

BACA JUGA: Transjakarta Bantah Sediakan Bus Usai Konser Kebangkitan Nasional ke Makam Mbah Priok

Sebelumnya kebangkitan nasional melalui jalur pendidikan, telah dirintis organisasi Jamiatul Khair pada 1901 dan kebangkitan ekonomi dengan didirikannya Serikat Dagang Islam oleh H. Samanhudi pada 1904.

Menurut dia, kebangkitan nasional Indonesia merupakan kontribusi berkelanjutan mulai dari 1908, kemudian Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, Pancasila, UUD 1945 pada 18 Agustus 1945.

BACA JUGA: Acara 1000 Cahaya di Makam Mbah Priok Bukan untuk Ahok

Kebangkitan nasional Indonesia adalah kebersamaan yang menghasilkan kesepakatan Proklamasi, Pancasila, UUD 1945. "Kebersamaan ini perlu diapresiasi," kata politikus PKS itu.

Menurut Hidayat, peran penting kaum terdidik dan terpelajar seperti Bung Karno, Muhammad Natsir, serta anggota BPUPKI yang telah menyepakati Pancasila, UUD 1945.

Saat ini, peran kaum terdidik, terpelajar, dan masyarakat kampus perlu dimunculkan kembali seperti pada masa lalu.

"Kita perlu menghadirkan kembali kaum terdidik, terpelajar, dan masyarakat kampus untuk kebangkitan kembali Indonesia," katanya.

Namun Hidayat mengakui menghadirkan kaum terdidik dan terpelajar bukan perkara mudah. Pertama, perlu keterlibatan negara.

Contohnya dalam kepentingan pendidikan, pasal 31 ayat 4 yang menyebutkan negara memprioritaskan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN dan APBD, untuk pendidikan nasional.

Kedua, pendidikan yang memperkuat sila pertama Pancasila, yaitu manusia Indonesia yang unggul sekaligus memiliki moralitas yang tinggi, akhlak yang mulia, negarawan sehingga memberi harapan Indonesia yang lebih baik. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Artis Cantik Ini Punya Pesan Penting untuk Generasi Muda


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler