Perlukah Nasionalisme Ditanamkan pada Anak?

Minggu, 15 Agustus 2010 – 10:39 WIB
UPACARA BENDERA. Dapatkah Ritual Upacara menanamkan rasa nasionalisme?

SERANG
- Selama ini setiap orang, mungkin berbeda-beda dalam menafsirkan arti kemerdekaan bangsaBahkan setelah kemerdekaan tercapai, menyampaikan rasa nasionalisme pun dengan ekpresi yang beraneka rupa

BACA JUGA: Anak Yenny Diberi Nama Madhura

Ada yang menunjukkannya dengan memasang bendera berukuran besar di halaman rumah, bendera mini di mobil atau motor, bahkan sekadar memasang pita merah putih di kepala


Ada pula yang lebih suka menyanyikan lagu-lagu nasional

BACA JUGA: Tiga Incumbent Maju Lagi

Cara lain yakni lebih memilih produk lokal dibandingkan produk asing
Banyak cara yang ditempuh untuk mewujudkan cinta tanah air.Lantas, seberapa pentingkah menanamkan semangat nasionalisme kepada anak-anak dan keluarga

BACA JUGA: Upah Belum Deal, Pengiriman TKI Masih Distop

Perlukah adanya penanaman nasionalisme sejak dini?

Eva Zul dengan bangga mengatakan, setiap anak, termasuk keenam anaknya merupakan bagian dari warga negara dan masyarakat Indonesia“Mereka yang nantinya akan bertanggung jawab, menjaga dan membangun tanah Air tercinta Indonesia, dengan tanpa melihat status, golongan atau pun jabatannya,” katanya.
Lebih dalam Eva mengatakan penanaman rasa nasionalisme bagi anak-anak tidak hanya dilakukan musiman, seperti setiap menjelang 17 AgustusEva menjelaskan, ini merupakan modal atau kerja awal mendidik sumber daya manusia (SDM) Indonesia agar memiliki jiwa patriotisme

“Saya percaya, anak yang menghayati dan memahami diri sebagai bagian dari bangsanya, akan membela kebenaran sebagai mana mestinyaMereka yang nantinya akan menjaga bumi dan tanah air dari berbagai kehancuran, setidaknya berusaha menyelamatkannya,” tutur ibu rumah tangga yang kini tinggal di komplek Pondok Cilegon Indah, Kota Cilegon.

Eva juga berharap, kalimat yang baru saja diucapkannya tidak sekadar kata-kata, namun benar-benar diprektikkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama oleh para pendidik; orangtua dan guru di sekolah“Siapapun dapat melakukan tanggung jawab ini sesuai peran yang diembannya masing-masingIntinya anak-anak dikenalkan dengan sejarah nasional, diajarkan demokrasi kecil-kecilan di rumah, dan diajak kegiatan yang berhubungan dengan hari-hari besar nasional,” lanjut Eva memberikan masukan sederhana bagaimana cara menanamkan rasa nasionalisme pada anak.

Berbeda dengan Eka Widi Astuti, pengajar di salah satu sekolah swasta ini lebih menekankan kewajiban memupuk rasa nasionalisme  dari latar belakang sejarah nasional.“Dengan mengetahui sejarah, mereka kenal siapa para pendahulunya,” tutur ibu yang dipanggil Mimi oleh kedua anaknya ini singkat.

Eka juga mencontohkan beberapa cara menanamkan rasa nasionalisme yang  dilakukannya antara lain mengunjungi taman makam pahlawan, tempat-tempat bersejarah, mengajak menonton film dokumenter, dan film-film perjuangan lainnya“Serta menghafal pancasila dan nama para pahlawanYang terpenting pengamalan sila-silanya,” tandas Eka yang berharap besar seluruh anak Indonesia menjiwai pancasila, terutama sila pertama; Ketuhanan yang Maha Esa.

“Pelajaran itu yang paling penting, sebab Tuhan mengajarkan segala kebaikan,” kata Eka bersemangatCara seperti ini juga dilakukan Harminy MazusyIbu tiga anak ini malah membiasakan anak-anak mencintai budaya dan alam Indonesia yaitu dengan mengajak mereka berkeliling nusantara.

“Dari sana kita langsung mengenalkan keanekaragaman budaya, suku, dan bahasaSemoga dengan mengenalkan hal itu semua, anak-anak berusaha menjaganya,” ujar ibu yang akrab disapa Suzy iniKepedulian Suzy, dalam hal ini nampaknya lebih dikembangkan lagi yaitu disesuaikan dengan tantangan globalisasi.

“Terkadang saya juga mengajak mereka keliling dunia, ke negara lain untuk membandngkan kebudayaan sendiri dengan kebudayaan asingDengan begitu saya menunjukkan mereka tentang kenyataan-kenyataan langsung menyaksikan perbedaan kita dari berbagai segi,” jelas Suzy yang juga aktif mengikuti kegiatan komite sekolah anak-anaknya.

Suzy berharap, kecintaan anak kepada tanah air akan bertambah seiring dengan pemahaman mereka mengenal kebudayaan di luar indonesia.“Yang penting mengajarkan mereka berfikir, mengajukan pertanyaan, berdiskusi tentang berbagai halBiar mereka siap menghadapi pengaruh globalisasi, tetapi dihadapi dengan pengetahuan dan wawasan yang bijak, dan pada akhirnya mereka dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya,” lanjut Suzy dengan maksud mendidik anak-anak untuk saling menghargai dan menghormati serta saling peduli tanpa mengubah jati diri(ali-xpresi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... LSM Desak Rekam Jejak Calon Kapolri Diumumkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler