jpnn.com, PEKANBARU - Pengurus Daerah Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) Riau mengaku usaha para anggotanya terdampak pandemi virus corona, COVID-19.
Akibat wabah virus mematikan itu, ada ratusan acara tahun ini yang ditunda tanpa kejelasan di Provinsi Riau.
BACA JUGA: Begini Cerita Pramono Usai Menemani Presiden Jokowi yang Sedang Berduka
“Ada usulan dari anggota apakah bentuknya itu keringanan pajak, harapan kami seperti itu pada pemerintah. Misalkan mungkin pajak perusahaan,” kata Ketua Asperapi Riau, Armand, di Pekanbaru.
Asperapi Riau kini beranggotakan 60 perusahaan pameran, EO (event organizer), vendor, agensi, marketing mal hingga penyewaan tempat acara.
BACA JUGA: Corona Makin Ganas, Masih Banyak Warga Iran Bepergian, Dampaknya Mengerikan
Hasil pendataan sementara, lanjutnya, tiap anggota ada yang mengalami dua sampai tiga acara yang ditunda karena adanya virus corona.
Ratusan acara tersebut mulai dari pameran, pertemuan maupun rapat instansi pemerintah maupun BUMN, acara keagamaan seperti musabaqoh tilawatil Qur’an (MTQ), acara olahraga hingga konser musik.
BACA JUGA: Lulus PPPK, Nasib Honorer K2 Makin Merana
Menurut dia, pada tahun lalu perputaran uang dari bisnis tersebut di Riau mencapai miliaran rupiah.
“Banyak acara yang ditunda rata-rata minimal 2-3 ‘event’ dari tiap anggota artinya sudah ratusan, belum termasuk dari teman-teman yang di luar Asperapi. Bayangkan berapa besar perputaran ekonomi yang terhenti,” katanya.
Ia menilai kebijakan pemerintah untuk meringankan pengusaha sangat dibutuhkan guna mencegah agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja. Apalagi, penundaan acara akibat wabah corona tidak bisa dipastikan kapan akan berakhir.
“Apalagi ini berdekatan dengan bulan puasa dan lebaran, otomatis teman-teman harus berpikir esktra bagimana bayar gaji pegawai dan THR (Tunjangan Hari Raya). Jadi ini ketakutan kami karena kami harus mikir gaji karyawan, kelangsungan hidup mereka,” ujar Armand.
Sementara itu, Direktur Raabihah Creative, Omdyas, mengatakan pelaku usaha harus beradaptasi cepat dalam kondisi ketidakpastian saat ini.
Perusahaan agensi tersebut kini memilih fokus pada pekerjaan berkaitan dengan promosi produk lewat jaringan internet (online) ketimbang acara (offline).
“Kalau promosi brand masih bisa mengalihkan kegiatan offline ke online. Kendala terbesar, jadi susah bikin konten aja karena tidak bisa kemana-mana. Dan talent juga dirumah aja, tak bisa berkarya,” ujar Omdyas.
Ia mengatakan pekerjaan seperti itu nilainya nominalnya tidak besar. Namun lumayan untuk menyambung usaha saat ini. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo