jpnn.com - BANJARNEGARA - Kenaikan harga elpiji 12 kilogram dari Rp 134 ribu naik menjadi Rp 142 ribu per tabung per 1 April lalu memicu naiknya permintaan gas melon.
Koordinator Elpiji Kabupaten Banjarnegara, Supono mengatakan, kenaikan ini berkisar 20 persen. "Ada kenaikan permintaan, tapi belum sampai menimbulkan kelangkaan," terang Supono pada Radar Banyumas (JPNN Group).
BACA JUGA: Warga Miskin Bisa Daftar BPJS di Kelurahan
Menurut dia, kenaikan ini masih dalam batas aman dan tidak sampai menimbulkan lonjakan signifikan. "Sebab yang migrasi sedikit," jelas Supono. Hal ini karena hampir seluruh rumah tangga dan usaha mikro sudah sejak lama beralih menggunakan bahan bakar bersubsidi tersebut.
Sementara, gas 12 kilogram yang tidak disubsidi pemerintah digunakan untuk kalangan industri dan pengusaha besar. "Tidak terjadi kenaikan besar-besaran sebab elpiji tiga kilogram yang disubsisi ini tidak boleh digunakan untuk usaha besar seperti industri, hotel, rumah makan maupun restoran," tambah Supono.
BACA JUGA: Gara-gara Alat Berat, Lahan Pertanian Hancur
Di sisi lain, distribusi gas melon secara tertutup baru sebatas rencana. Menurutnya, bila rencana ini diberlakukan perlu ada kriteria yang jelas siapa saja yang berhak menggunakan gas bersubsidi ini. "Siapa saja yang berhak menggunakan elpiji tiga kilogram. Kriterianya seperti apa," tegs Supono. (drn/nun)
BACA JUGA: Mutasi Dianulir BKN, 49 Pejabat Tunggu Kembali ke Jabatan Semula
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nyetir Sambil Angkat Telepon, Jeep Metador Hancur Tabrak Tiang Listrik
Redaktur : Tim Redaksi