Permintaan Moncer, Harga Sawit Naik Lagi, Jadi Sebegini

Sabtu, 05 Maret 2022 – 08:11 WIB
Harga sawit di Kabupaten Aceh Utara terus meningkat dalam sepekan terakhir. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Harga sawit di Kabupaten Aceh Utara terus meningkat dalam sepekan terakhir hingga mencapai Rp 3.100 per kilogram.

Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh Utara Kastabuna mengatakan kenaikan itu dipicu oleh tingginya permintaan dan harga minyak sawit mentah.

BACA JUGA: Peremajaan 540.000 Ha Sawit Rakyat, Airlangga Siapkan Rp 16,2 T dan KUR

"Harga TBS sawit di tingkat pengepul naik Rp 200 per kilogram menjadi Rp 3.100 per kilogram dalam sepekan terakhir dari harga sebelumnya yang bertahan pada Rp 2.900 per kilogram," kata Kastabuna di Lhokseumawe, Jumat (4/3).

Kemudian, harga TBS di tingkat pabrik berada di kisaran Rp 3.210 per kilogram, sementara harga CPO atau minyak mentah saat ini mencapai Rp 16.900 per kilogram.

BACA JUGA: Mantap! Harga Sawit Naik 2 Hari Beruntun

"Meskipun harga sawit saat ini naik, namun kenaikan tersebut masih belum sebanding dengan meroketnya harga minyak mentah sawit dunia," ucap Kastabuna.

Kastabuna mengharapkan pemerintah dapat mengatur kenaikan harga minyak mentah sawit sebagai salah satu variabel penentu besaran harga tandan buah segar.

BACA JUGA: Gapki Keluarkan Prediksi Harga Minyak Sawit, Siap-Siap Jangan Sampai Ketinggalan

"Dengan tingginya harga CPO, semestinya harga sawit saat ini bisa mencapai Rp 3.500 per kilogram. Ini harus menjadi catatan pemerintah agar dapat mengontrol penetapan harga TBS kelapa sawit," kata Kastabuna.

Kastabuna mengatakan perkebunan kelapa sawit milik petani di Aceh Utara mencapai 18 ribu hektare. Dari jumlah tersebut, sekitar 8.000 hektare di antaranya perlu diremajakan.

Adapun kecamatan di Aceh Utara yang menjadi sentral produksi kelapa sawit yakni Kecamatan Langkahan, Baktya, Simpang Keramat, Geureudong Pase, Cot Girek, Lhoksukon, Nisam, Kuta Makmur, Sawang dan Meurah Mulia.

"Rata-rata produksi kelapa sawit di Aceh Utara sekitar 300 ribu ton per tahun. Untuk lahan produktif sekitar 220 ribu ton per tahun dan lahan tidak produktif sekitar 80 ribu ton per tahun," tegas Kastabuna. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler