jpnn.com, JAKARTA - Mendikbudristek Nadiem Makarim mengatakan ujung tombak transformasi pendidikan melalui Merdeka Belajar sepenuhnya berada pada guru dan kepala sekolah. Bukan di tangan pemerintah, tetapi masing-masing sekolah.
Dia menyebutkan tujuan dari program guru penggerak (PGP) adalah menjadikan guru sebagai pemimpin transformasi pendidikan.
BACA JUGA: Nadiem Makarim Sebut Dukungan Ilmuwan, Insinyur, dan Aktivis Sangat Dibutuhkan
"Kami (Kemendikbudristek) memilih guru-guru penggerak hebat, kepala sekolah penggerak, organisasi penggerak karena berani berinovatif, idealis, dan selalu memprioritaskan murid,” tutur Menteri Nadiem saat berdialog dengan 170 pemangku kepentingan PGP, sekolah penggerak, program organisasi penggerak (POP) di kota Tomohon dan kabupaten Minahasa, Jumat (6/1).
Untuk itu, lanjut Menteri Nadiem, guru penggerak tidak akan bermakna besar bagi daerah, jika para kepala daerah tidak mengangkat mereka menjadi kepala sekolah atau pengawas.
BACA JUGA: Mas Nadiem Sebut Guru Lulus PG Tidak Dapat Formasi PPPK, Lalu Berjanji Carikan Solusi
Menurutnya, guru-guru penggerak ini mampu memberikan perubahan besar bagi dunia pendidikan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Mendikbudristek Nomor 40 Tahun 2021 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah.
“Ini adalah hak bagi setiap guru penggerak untuk menjadi kepala sekolah maupun pengawas. Kami berikan mereka posisi sebagai pemimpin supaya bisa membuktikan dan mendorong gerakan transformasi pendidikan,” ungkapnya.
BACA JUGA: Anugerah Kihajar 2022: Duta Teknologi Didominasi Guru Penggerak, Mas Nadiem Ungkap HarapannyaÂ
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Minahasa Tommy Wuwungan berkomitmen akan memberikan masukan kepada kepala daerahnya untuk mengangkat guru penggerak menjadi kepala sekolah dan pengawas.
Jika regulasi guru penggerak sebagai pengawas terbit tahun ini, dia berjanji akan mengakat 60 guru penggerak jadi pengawas.
Turut hadir dalam dialog ini, anggota Komisi X DPR RI Adriana Charlotte Dondokambey, dan Sofyan Tan. Keduanya mengapresiasi inovasi-inovasi yang diluncurkan Kemendikbudristek melalui kebijakan Merdeka Belajar.
“Merdeka Belajar ini bagus dan pantas dilaksanakan di era milenial ini. Merdeka Belajar adalah solusi bagi pendidikan untuk menuju perubahan yang lebih baik,” tutur Adriana.
Senada itu, Sofyan Tan menyampaikan Kemendikbduristek saat ini memiliki berbagai inovasi yang dibungkus melalui Merdeka Belajar. Menurutnya, Merdeka Belajar ini menjadikan warga pendidikan bebas mengeluarkan berbagai inovasi dan kreasi.
Sofyan Tan juga mengatakan bahwa melalui guru penggerak, sumber daya manusia di Indonesia akan menjadi lebih baik.
Guru penggerak itu adalah orang yang idealis. Dia orang pintar, tetapi tidak mengejar pekerjaan yang mendapatkan uang.
"Guru penggerak itu adalah agen perubahan, change maker,” pungkas Sofyan Tan. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad