Pengadilan Federal Australia telah menolak banding keluarga pencari suaka asal Tamil soal deportasi. Sebulan sebelumnya penduduk dari kawasan pedalaman di Queensland, dimana keluarga tersebut pernah tinggal telah meminta agar pemerintah turun tangan untuk menangani masalahnya.
Nades, Priya, dan dua putri mereka dipindahkan dari rumah mereka di kawasan Biloela, Queensland bulan Maret lalu. Mereka kemudian diterbangkan ke pusat penahanan Broadmeadows di Melbourne.
BACA JUGA: Paket Pengurangan Pajak Pribadi Disetujui Senat Australia
Warga Biloela telah melakukan lobi terkait rencana deportasi satu keluarga untuk dikembalikan ke Sri Lanka. Dua bulan lalu, pada sebuah acara televisi Q&A yang ditayangkan ABC, dua warga Biloela menekan Senator Liberal, Jim Molan untuk meminta Menteri Imigrasi Peter Dutton untuk campur tangan.
Nades dan Priya tiba di Australia secara terpisah dengan naik perahu di tahun 2012 dan 2013. Mereka telah tinggal dan bekerja di Biloela selama sekitar tiga tahun.
BACA JUGA: Perdana Menteri Selandia Baru Masuk RS Untuk Melahirkan
Permohonan banding sebelumnya telah diajukan melalui pengadilan pengungsi dan pengadilan yang lebih rendah telah menolaknya, sebelum hakim di Pengadilan Federal Circuit, Caroline Kirton menolak banding oleh Priya dan putri sulungnya, hari Kamis (21/06).
Nades, kepala keluarga Tamil ini, telah menghabiskan semua jalan untuk mengajukan banding. Bersama dengan anggota keluarga lainnya, ia masih berada dalam tahanan imigrasi di Melbourne.
BACA JUGA: Farah Al-Dabbas 20 Tahun Menanti Negara Baru Untuk Ditinggali
Dalam pertimbangannya, hakim Kirton menemukan penilaian awal yang dilakukan Otoritas Penilaian Imigrasi dengan menolak status pengungsi bagi keluarga Tamil tersebut telah dilakukan dengan benar.
Hakim Kirton juga mencatat bahwa Nades pernah kembali ke Sri Lanka tiga kali selama perang sipil dan tidak ada bukti yang menunjukkan keluarganya yang masih tinggal di Sri Lanka terancam oleh pihak berwenang.
Dia juga mencatat perang sipil Sri Lanka berakhir pada Mei 2009.
Mereka sekarang memiliki 21 hari untuk mengajukan banding atas putusan. Photo: Dua anak dari pasangan Nades dan Priya yang lahir di Australia. (Foto: Tamil Refugee Council)
'Mereka hancur'
Warga asal Biloela, Angela Fredericks berbicara dengan Priya dan Nades di telepon setelah putusan dijatuhkan.
"Mereka hancur, Priya hanya terisak-isak dan Nades diam, tetapi Anda bisa mendengar kesedihan, mendengar ketakutan dan mendengar keputusasaan, yang benar-benar menghancurkan Anda," kata Fredericks.
"Dan jika saja oran-orang bisa mendengar ketakutan itu, mereka akan tahu mengapa orang-orang ini ingin berada di Australia."
"Mereka sudah di sini selama enam tahun, mereka menanam benih disini, anak-anak perempuan sudah punya teman di sini, mereka aman di sini, mereka adalah bagian dari kota kami, mereka layak berada di sini."
Angela Fredericks bekerja sebagai profesional kesehatan mental dan mengatakan dia memiliki "kekhawatiran besar" tentang dampak dari 100 hari lebih berada di tahanan untuk pasangan dan anak-anak Tamil tersebut.
"Kami tahu studinya, kami tahu ini adalah trauma yang akan dibawa [salah satu anak perempuan] selama hidupnya ... dan kami telah melakukan studi itu."
Komunitas Biloela mendesak campur tangan
Di luar pengadilan, mantan warga Biloela yang juga teman keluarga Tamil, Simone Cameron mengatakan "sangat kecewa" dengan hasilnya. Ia berharap Menteri Imigrasi Peter Dutton untuk campur tangan. Photo: Simone Cameron meminta pemerintah pusat untuk membatalkan deportasi keluarga pencari suaka asal Tamil, setelah permohonan mereka ditolak. (ABC News)
"Keluarga ini telah ditahan selama 108 hari. Aku tidak bisa membiarkan anakku dikurung selama 108 menit."
"Aku tidak tahu bagaimana keluarga yang luar biasa ini bisa bertahan sebaik mungkin selama 108 hari ... ini yang ingin saja ajukan pada Dutton."
"Komunitas Biloela sangat merindukan mereka.
"Saya melihat mereka pada hari Selasa, dan mereka sangat gugup selama ditahan, dan dampak negatif yang dialami anak-anak mereka."
Teman keluarga dan warga Biloela lainnya, Pharshan Vijayakunar merasa khawatir soal kesejahteraan keluarga Tamil tersebut, jika mereka dipaksa kembali ke Sri Lanka.
"Saya merasa sedih, karena kami pikir mereka bisa kembali," katanya.
"Semua orang mendukung mereka, semua orang menyukai mereka, mencintai mereka."
ABC telah menghubungi kantor Mr Dutton untuk tanggapan.
Simak laporannya dalam bahasa Inggris disini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Giliran Mantan Isteri Barnaby Joyce Angkat Suara Di Media