jpnn.com - JAKARTA - Pimimpin Redaksi situs dahwah Islam Hidayatullah.com, Mahladi masih tak terima dengan tindakan pemblokiran yang yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika atas permintaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Mahladi menyampaikan kekhawatiran atas stigma negatif yang terbentuk di tengah masyarakat. Stigma negatif bukan saja pada situs berita, tapi juga pesantren Hidayatullah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebab, bisa saja pesantren Hidayatullah nantinya dianggap berkaitan dengan teroris.
BACA JUGA: Lha, Jokowi Malah Salahkan Kemenkeu soal Perpres Uang Muka Mobil Pejabat
"Persoalannya kami sudah diblokir, kami bukan situs porno. (Ponpes) Hidayatullah di 280 kota ada pesantrennya. Pak SBY (Soesilo Bambang Yudhoyono), Pak JK (Wapres Jusuf Kalla) pernah mendatangi pesantren kami. Stigma berbahaya itu dampaknya luar biasa," kata Mahladi.
Mahladi menyatakan, dari tokoh-tokoh yang ditemui pascapemblokiran, tidak satupun yang percaya Hidayatullah menyebar paham radikal apalagi mengajak masyarakat bergabung dengan Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS).
BACA JUGA: Cegah KPK dan Polri Berkonflik Lagi, Ini Usulan Hamdan
"Semua tokoh mengatakan tidak mungkin Hidayatullah melakukan itu, Pak Mahfud (Ketua Komisi I DPR Mahfud Sidik), Pak Fadli Zon, wakil ketua DPR, beliau mengatakan ini tindakan gegabah pemerintah," imbuhnya.
"Tadi saya konsultasi dengan Pak Solahuddin Wahid. Beliau katakan Hidayatullah kok bisa masuk (daftar blokir). cuma masalahnya stigma negatif ini. Ini membahayakan masyarakat yang bisa saja saling mencurigai. Jangan-jangan orang baca Hidayatullah saja dicurigai teroris. Jadi kami minta supaya dikembalikan, dinormalisasi (nama baik kami)," pungkasnya. (fat/jpnn)
BACA JUGA: Kementerian BUMN Pilih Sukardi Jadi Komut BTN karena Permintaan Jokowi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ngabalin Tantang Yorrys Berani Ladeny Tommy
Redaktur : Tim Redaksi