Kementerian BUMN Pilih Sukardi Jadi Komut BTN karena Permintaan Jokowi

Minggu, 05 April 2015 – 18:44 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Keputusan Sukardi Rinakit menolak posisi sebagai komisaris utama (komut) di PT Bank Tabungan Negara (BTN), hingga kini masih menyisakan tanda tanya. Pasalnya penunjukkan Sukardi sebagai komut di bank BUMN itu sudah melalui rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada 24 Maret lalu.

Sekretaris Kementerian BUMN, Imam A Putro mengungkapkan, penunjukkan Sukardi atas andil Presiden Joko Widodo. Menurut Imam, Jokowi -sapaan Joko Widodo- menyodorkan nama pengamat dari Soegeng Sarjadi Syndicate itu untuk menjadi komut di BTN sebelum RUPST.

BACA JUGA: Ngabalin Tantang Yorrys Berani Ladeny Tommy

"Sebelum RUPS, Presiden Jokowi yang memilih Sukardi menjadi komut, hingga kemudian disahkan dalam RUPST," ujar Imam dalam pesan singkatnya, Minggu (5/4).

Menanggapi pernyataan Sukardi yang ternyata menolak tawaran sebagai komut di BTN, Imam mengatakan hal sejauh ini belum ada pernyataan tertulis dari pengamat politik yang dikenal dekat dengan Jokowi itu. Namun, Imam hanya menduga bahwa Sukardi pasti sudah menyampaikan penolakan itu secara lisan.

BACA JUGA: Mayoritas Situs yang Diblokir Bukan Produk Pers

"‎Mungkin sudah menyampaikannya secara lisan ke Ibu Menteri (Menteri BUMN Rini Soemarno). Kalau secara formal saya sih belum pernah membaca ada surat terkait itu," kata Imam.

Sebelumnya, ‎Sukardi Rinakit menolak menjadi komut di BTN karena merasa tak mampu. Karenanya, Cak Kardi -sapaan akrab Sukardi- memilih tidak mengambil posisi itu

BACA JUGA: Menteri Yuddy Puji Kritikan Publik soal Perpres Uang Muka Mobil Pejabat

‎‎"Sejak semula, saya tidak bisa menerima posisi komut BTN. Saya tidak mau menerima pekerjaan dengan kepala kosong. Jadi saya bukan Komut BTN seperti yang ramai diberitakan," bebernya.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Daeng Koro Tewas, Polri Kini Fokus Buru Santoso


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler