Pernyataan Kapitra PDIP Sangat Keras: Menteri Agama yang Enggak Cerdas Harus Diganti

Kamis, 24 Februari 2022 – 20:51 WIB
Politikus PDIP Kapitra Ampera menyampaikan pernyataan sangat keras menyikapi heboh pernyataan Menteri Agama yang diduga menganologikan suara azan dengan gonggongan anjing. Foto: ilustrasi/Fathan Sinaga/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Kapitra Ampera angkat bicara menyikapi pernyataan kontroversial Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang diduga menganalogikankan suara azan dengan gonggongan anjing.

Kapitra berharap Presiden Joko Widodo mengevaluasi dan mengganti Gus Yaqut sebagai Menag.

BACA JUGA: Roy Suryo Ragu Laporkan Menteri Agama ke Bareskrim Polri, Takut Ditolak Lagi?

"Saya melihat bahwa harusnya presiden mengevaluasi, Menteri Agama seperti ini harus diganti. Harus diganti," tegas Kapitra kepada JPNN.com, Kamis (24/2).

Anak buah Megawati Soekarnoputri di PDIP itu khawatir jika hal dibiarkan terus menerus tanpa evaluasi bisa menimbulkan resistansi dan perlawanan dari masyarakat secara masif.

BACA JUGA: Wamenag Zainut Sudah Menyimak Pernyataan Menag soal Toa Masjid & Gonggongan Anjing

"Ini menyangkut hal-hal yang sangat mendasar dari basic human right," ujar Kapitra.

Kapitra juga menegaskan seharusnya Gus Yaqut sebagai pejabat negara bisa menjaga pernyataan-pernyataannya.

BACA JUGA: Kemenag Klarifikasi Pernyataan Menag Yaqut, Roy Suryo: Saya Juga Pernah di Kementerian

Pernyataan Yaqut tersebut dinilai Kapitra sudah membuat gaduh dan resah masyarakat.

"Kalau (disandingkan) dengan binatang, suara azan itu dianalogikan dengan binatang ini kebangetan yah, ini enggak cerdas, sebagai Menteri Agama ini membuka konfrontasi dengan umat Islam," ujar Kapitra.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kemenag Thobib Al Asyhar menyebut Menag Yaqut tidak pernah membandingkan azan dengan gonggongan anjing saat berbicara di Riau.

"Menag sedang mencontohkan tentang pentingnya pengaturan kebisingan pengeras suara,” tegas Thobib melalui keterangan persnya, Kamis (24/2).

Dikatakan, Gus Yaqut sebenarnya hendak menjelaskan bahwa dalam kehidupan yang plural diperlukan toleransi.

Penjelasan itu disampaikan Gus Yaqut ketika ditanya wartawan soal alasan terbitnya SE Nomor 05 Tahun 2022.

Dia menyebutkan bahwa Menag Yaqut pengin ada pedoman bersama agar harmoni tetap terawat dengan baik di masyarakat.

Termasuk, tentang pengaturan kebisingan pengeras suara apa pun yang bisa membuat tidak nyaman.

Dalam penjelasan itu, tutur Thobib, Gus Yaqut memberi contoh sederhana tentang gonggongan anjing dan tidak dalam konteks membandingkan satu dengan lainnya. (cr1/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Dean Pahrevi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler