jpnn.com, JAKARTA - PA 212 (Persaudaraan Alumni212) menilai maraknya aksi penolakan terhadap deklarasi gerakan #2019GantiPresiden merupakan cerminan kepanikan kubu petahana.
Menurut Juru Bicara PA 212 Novel Bamukmin, penolakan yang ada di Batam, Pekanbaru, dan Surabaya, merupakan indikasi rezim penguasa sedang berupaya mempertahankan kekuasaannya dengan menabrak etika berdemokrasi.
BACA JUGA: Tak Perlu Takut #2019GantiPresiden, Cukup Lakukan Ini Saja
“Itu adalah bentuk ketakutan kalah dalam Pilres 2019 nanti dan ini rezim terburuk sepanjang NKRI yang berdiri demi mempertahankan kekuasaan dengan cara yang tidak pantas,” kata Novel Bamukmin ketika dihubungi, Kamis (30/8).
Menurut dia, penolakan tak lagi dilakukan dengan cara halus, tetapi sudah seperti preman yang anarkis.
BACA JUGA: Fadli Zon Heran Ada yang Takut #2019GantiPresiden
“Ini memang sudah diinstruksikan oleh presiden untuk siap berkelahi maka terjadilah persekusi anarkis terhadap tokoh gerakan #2018GantiPresiden,” tambah dia.
BACA JUGA: Tak Perlu Takut #2019GantiPresiden, Cukup Lakukan Ini Saja
BACA JUGA: Awas, Gerakan #2019GantiPresiden Rawan Disusupi
Pria yang karib disapa Habib Novel ini menambahkan, tindakan preman itu malah membuat gaduh negara.
“Seperti pepatah, guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Maka, Jokowi instruksikan siap berkelahi pengikutnya dan aparatnya sudah lakukan persekusi,” sambungnya. (cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangan Lebay Menyikapi #2019GantiPresiden, Rugi Sendiri
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan