jpnn.com, JAKARTA - Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Andani Eka Putra mengatakan tidak masalah antibodi di dalam tubuh habis.
Pasalnya, tubuh tetap akan bereaksi ketika virus masuk.
BACA JUGA: Seorang Prajurit TNI Tewas Saat Baku Tembak dengan KKB
"Apabila antibodi habis tidak masalah, karena ada sel-sel memori atau sel pengingat yang akan menghasilkan antibodi lebih cepat dan banyak dibanding dihasilkan di awal,” ujar Andani dalam webinar 'Salah Kaprah Soal Vaksinasi dan Pembentukan Antibodi' secara daring di Jakarta, Selasa (21/9).
Menurut Andani dalam tubuh manusia terdapat sel-sel yang dinamakan Antigen Presenting Cell (APC).
BACA JUGA: Pengalaman Audrey GAC Lepas dari Quarter Life Crisis Patut Dicoba
Sel tersebut bertugas menanggapi setiap virus, antigen dan protein asing yang masuk ke dalam tubuh.
Setelah sel-sel itu mengidentifikasi virus, maka akan diperkenalkan pada sistem imun yang sebenarnya.
BACA JUGA: Wow, Anggaran Pemilu 2024 Melonjak 3 Kali Lipat!
Yakni sistem imun adaptif yang memiliki dua jenis sel, yaitu sel T dan sel B.
Melalui sel T dan sel B, tubuh akan memiliki memori terhadap suatu virus atau cairan vaksin yang masuk dalam tubuh.
“Saya ulangi, pada waktu dikasih vaksin, partikel-partikel atau bahan-bahan tadi akan ditangkap oleh sel-sel yang berfungsi untuk memperkenalkan protein dan virus tadi kepada sel imun yang sebenarnya. Sel imun yang sebenarnya adalah sel T dan sel B,” ucapnya.
Dia mengatakan sel T berperan memberikan respons seluler lebih cepat sehingga dapat mengeliminasi jenis komponen yang rusak.
Setelah melakukan proses eliminasi pada komponen-komponen asing yang masuk dalam tubuh, sel T akan mengumpulkan sel yang masih baik untuk ditangkap oleh antibodi dalam tubuh.
Selanjutnya sel B akan bekerja untuk menetralisasi komponen yang tersisa agar dapat membentuk sebuah antibodi yang tidak menempel pada aseptor dan dapat diingat oleh tubuh.
“Sel T pengingat bekerja, sel B efektor bekerja sel T efektor juga bekerja. Dia merusak sel-sel infeksi."
Kemudian, kalau bakteri, komponen-komponen tadi keluar akan ditangkap antibodi. Antibodi caranya dengan menetralisasinya sehingga tidak menempel pada aseptornya,” katanya.
Menurut Eka, akan berbeda apabila tubuh pernah terinfeksi suatu virus dan telah mendapatkan vaksin, namun kembali terinfeksi.
Maka jenis virus yang masuk ke dalam tubuh merupakan varian yang berbeda.
Sehingga tubuh harus mempelajari dan membentuk memori baru kembali terkait varian itu.
Terakhir, Andani mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir apabila efektivitas vaksin dapat menghilang setelah beberapa bulan usai vaksinasi dilakukan.
Sebab, pada dasarnya antibodi memang akan menghilang namun tubuh dapat tetap mengingatnya.
“Jadi apabila antibodi tersebut habis, tidak masalah. Karena ada sel memori atau sel pengingat yang akan menghasilkan antibodi lebih cepat dan banyak dibanding dihasilkan di awal,” pungkas Eka.(Antara/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Ken Girsang