jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Respiratori Saddam Al Jihad mengatakan, adanya 29 orang terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror lantaran berencana meledakkan bom di momentum 22 Mei adalah fakta yang harus diseriusi.
Pasalnya potensi “lone wolf” dalam setiap upaya kerusuhan selalu ada dan bisa menyebabkan potensi banyak korban hanya karena perebutan kekuasaan semata.
BACA JUGA: Upaya Densus 88 Cegah Teroris Memanfaatkan Momentum 22 Mei 2019
Lone wolf (serigala sendirian) merupakan istilah teroris yang tidak tersistemik, namun berbahaya dan berpotensi mengakibatkan kerusuhan dan jatuh korban.
Kandidat Doktor Ilmu Pemerintahan ini menjelaskan, ada segelintir pihak yang memanfaatkan emosi rakyat untuk menginginkan kekisruhan demokrasi di Indonesia.
BACA JUGA: Menjelang Buka Puasa Densus 88 Tangkap Terduga Jaringan Teroris di Bogor
BACA JUGA: Massa Pimpinan Lukman Said Siap Adang Aksi People Power 22 Mei
"Ini sungguh tidak bernurani. Kami menolak ada gerakan yang mengadu domba rakyat dan hanya untuk kepentingan segelintir pihak," kata Saddam dalam pesan elektroniknya, Sabtu (18/5).
BACA JUGA: Fahri Sesalkan Perintah Wiranto yang Mirip Kejadian 1998
Saddam mengungkapkan, pada 17 Mei Kedutaan Besar Amerika Serikat mengeluarkan peringatan adanya peningkatan risiko terorisme. Sehingga dalam kondisi seperti ini baik negara dan masyarakat harus mempunyai visi bersama untuk menjaga kedamaian dan persatuan demi keberlanjutan Republik Indonesia.
Dia mengajak semua pihak menjaga kedaulatan rakyat dengan menghargai proses demokrasi dan menjauhi kekisruhan politik yang akan merugikan bangsa dan berpotensi memicu disintegrasi bangsa.
BACA JUGA: Upaya Densus 88 Cegah Teroris Memanfaatkan Momentum 22 Mei 2019
"Mari merawat Indonesia, bukan menghancurkan Indonesia," pungkasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 9 Terduga Teroris Eks Kombatan ISIS di Suriah Sasar Proses Pemilu 2019
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad