jpnn.com, JAKARTA - Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia (GMRI) menggelar Deklarasi dan Pernyataan Sikap Warga Keturunan Tionghoa sebagai Putra Putri Bangsa di Hotal Novotel, Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Senin (26/10).
Puluhan WNI keturunan Tionghoa, dengan menerapkan protokol kesehatan, menyampaikan pernyataan sikap setia kepada tanah air. Mereka pun mendeklarasikan diri sebagai putra dan putri Indonesia.
BACA JUGA: Komunitas Tionghoa Medan Dukung Akhyar Nasution-Salman Alfarisi, Ini Alasannya..
Pendiri GMRI Eko Sriyanto Galgendu mengatakan, deklarasi dilakukan untuk menguatkan persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan deklarasi, putra dan putri keturunan Tionghoa akan terikat secara moral sebagai warga Indonesia.
"Tujuan dari rencana deklarasi pernyataan sikap warga keturunan Tionghoa sebagai putra dan putri bangsa Indonesia adalah mengikatkan kita dari satu ikatan kebangsaan. Bangsa ini tidak boleh terpecah belah," kata Eko ditemui usai deklarasi.
BACA JUGA: Lihat, Warga Tionghoa Peduli Kepada Masyarakat Kurang Mampu
Ke depan, kata dia, deklarasi akan terus dilakukan oleh GMRI. Bahkan, GMRI melibatkan para pemuka agama dan Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) dalam kegiatan deklarasi ke depan.
"Untuk itu, kami berharap kepada generasi senior di Indonesia, kepada para pemimpin di indonesia, untuk memberi contoh kepada generasi muda di Indonesia untuk terus mengkumandangkan satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa," timpal dia.
BACA JUGA: Virus Corona Mendunia, Warga Twitter Makin Kurang Ajar kepada Etnis Tionghoa
Ketua Umum DPP PPAD Letnan Jenderal (purn) Kiki Syahnakri turut menghadiri dan menyampaikan sambutan di acara deklarasi yang diselenggarakan GMRI ini.
Dia pun mengatakan, upaya deklarasi seperti menyebarkan virus kebangsaan. Dengan begitu, tidak terdapat pengkotak-kotakan antara sesama anak bangsa.
"Mari sebarkan virus kebangsaan kembali di seluruh tanah air, karena ini sangat penting. Saya sangat mengapresiasi gerakan ini, apalagi ini menjelang sumpah pemuda," tutur Kiki.
Dia berharap, kegiatan deklarasi bisa membesar dari waktu ke waktu. Jika diperlukan, deklarasi tidak ditujukan hanya kepada WNI keturunan Tionghoa, melainkan juga kepada suku lainnya seperti Papua dan Aceh.
"Mudah-mudahan ini seperti bola salju. Terus bergulir kemudian membentuk ikatan kebangsaan. Entah dari mana kita berasal, Papua, Aceh, Batak, atau Tionghoa, kita sudah menjadi bangsa Indonesia," timpal dia. (ast/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan