Perokok Harus Tahu Hal ini, jika Sayang Keluarga

Rabu, 06 Oktober 2021 – 12:01 WIB
Ilustrasi - Display rokok ditutup kain putih setelah terbitnya Seruan Gubernur DKI Jakarta Nomor 8/2021 tentang Pembinaan Kawasan Dilarang Merokok. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Bagi para perokok aktif yang masih sayang sama keluarga masing-masing, penting mengetahui apa itu third hand smoke.

Yaitu istilah untuk menyebut residu nikotin dan bahan kimia berbahaya lain yang ditinggalkan asap rokok.

BACA JUGA: 6 Orang Meninggal, 41 Orang Luka-luka, TNI dan Polri Langsung Bergerak

Perokok diingatkan untuk tidak merokok di dalam rumah karena third hand smoke berbahaya untuk anggota keluarga.

Paparan residu nikotin menempel di berbagai perabot, mulai dari kursi, meja, dinding, lantai dan ruangan, selain itu ruangan menjadi bau asap.

Kebiasaan merokok di dalam rumah juga menyebabkan anggota keluarga menjadi perokok pasif.

BACA JUGA: Kapolda, Gubsu dan Wali Kota Medan Ramai-ramai Mendatangi Markas Kodam I/BB

Studi terbaru King’s College London memaparkan 50 persen perokok pasif berisiko kanker mulut dan tenggorokan.

Ketika anggota keluarga terpapar asap rokok dalam jangka waktu yang panjang, risikonya akan meningkat berkali lipat.

BACA JUGA: Said Iqbal Pimpin Partai Buruh, HNW Mengaitkannya dengan PKS

Untuk menghindari third hand smoke kepada keluarga dan khususnya anak, Hazel Cheeseman dari kelompok kampanye Action on Smoking and Health berpesan agar perokok sebaiknya merokok di luar ruangan.

"Studi terbaru ini makin memperkuat bahwa perokok seharusnya merokok di luar ruangan, untuk melindungi anak-anak dari bahaya."

"Namun cara terbaik untuk melindungi mereka para orang tua berhenti merokok,” ucap Hazel kepada BBC, dikutip Selasa (5/10).

Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mencegah keluarga menjadi perokok pasif atau korban third hand smoke.


1. Berhenti Merokok

Apabila ingin keluarga terbebas dari asap rokok, tentu saja jalan terbaik dengan berhenti merokok.

Karena partikel dari asap rokok berpotensi tertinggal dan bertahan di permukaan furnitur dan bagian dalam rumah hingga bertahun-tahun.

"Anak-anak dan orang dewasa yang tidak merokok mungkin berisiko mengalami masalah kesehatan ketika mereka menghirup, menelan, atau menyentuh zat yang berasal dari asap rokok."

"Satu-satunya cara untuk melindungi non-perokok dari third hand smoke adalah dengan menciptakan lingkungan bebas asap rokok,” kata Dr J. Taylor Hays, M.D dari Mayo Clinic.


2. Menjauh

American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar semua anak dilindungi dari asap rokok.

Demi melindungi keluarga dari paparan asap rokok, sebaiknya tidak merokok di dalam rumah atau mobil sebab residu asap rokok bisa menempel di pakaian dan rambut, furnitur, lantai, maupun jok mobil.

Bahayanya lagi, seseorang tidak dapat menghilangkan residu dari ruangan atau mobil dengan kipas angin, penyedot debu atau pendingin ruangan.

"Menurut saya, anak-anak adalah yang paling rentan terhadap asap rokok karena paparannya menempel di permukaan seperti lantai, pakaian mereka serta benda-benda lain di rumah,” kata ahli paru-paru Humberto Choi, MD. seperti dikutip dari health.clevelandclinic.org.


3. Tembakau Alternatif

Tidak bisa dipungkiri banyak perokok kesulitan berhenti merokok sehingga menggunakan produk tembakau alternatif bisa menjadi pertimbangan.

Banyak penelitian menjelaskan produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, maupun snus, memiliki risiko yang jauh lebih rendah dibandingkan rokok.

Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) bersama SkyLab-Med di Yunani pada 2019 lalu.

Hasilnya, uap dari tembakau yang dipanaskan dan rokok elektrik memiliki kandungan risiko yang lebih rendah dibanding asap rokok.

National Health Service Inggris di laman resminya menyebut ribuan orang di Inggris telah berhenti merokok dengan bantuan produk tembakau alternatif.

Sejauh ini, tidak ada bukti produk tembakau alternatif menyebabkan kerugian bagi orang lain yang berada di sekitarnya.

Kendati demikian, tentunya hal itu masih memerlukan riset mendalam terkait dampak penggunaan tembakau alternatif untuk jangka panjang.


4. Alihkan Perhatian

Mengalihkan perhatian dengan beraktivitas bersama keluarga seperti memasak, makan bersama, menata pekarangan rumah hingga berolahraga dapat membantu upaya menghindari rokok.

Olahraga terbukti dapat memicu otak mengerluarkan hormon serotonin, endorphin dan dopamin alias hormon yang menstimulasi rasa bahagia dalam diri yang dapat mengalihkan sugesti untuk merokok.

Harapannya, ketika terbiasa berolahraga atau beraktivitas bersama keluarga, maka pintu untuk berhenti merokok akan terbuka lebar.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler