Persaingan Bisnis Hotel dan Resto Kian Ketat

Jumat, 09 Juni 2017 – 23:38 WIB
Dari kiri ke kanan, Joice Siregar, Peterjanto Suharjono, dan Rahmi D saat menyampaikan perkembangan PT Mas Murni Indonesia Tbk di Hotel Garden Palace, Surabaya, Rabu (7/6). Foto Satria Nugraha/Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Persaingan bisnis hotel dan restoran di Surabaya, Jawa Timur semakin ketat. Hal itu berdampak pada perubahan pengelolaan ke segmen lain oleh pengelola hotel dan restoran di Surabaya.

Pernyataan itu diungkapkan oleh Peterjanto Suharjono, Direktur PT Mas Murni Indonesia Tbk (MAMI), saat public expose RUPS perseroan di Surabaya.

BACA JUGA: Tol Laut Jakarta–Gresik Bikin Hemat Rp 1 Triliun

Menurut dia, menjamurnya hotel dan restoran di Surabaya membuat okupansi hotel di Surabaya menurun dari tahun ke tahun. Selain itu, adanya peraturan pemerintah membatasi penggunaan anggaran untuk meeting di hotel dan restoran menjadi penyebab utama menurunya okupansi hotel.

“Makanya kami tetap mempertahankan kinerja hotel. Kami juga melakukan banyak terobosan yang turut mendukung kenaikan kinerjanya,” kata Peterjanto seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Jumat (9/6).

BACA JUGA: Rilis The Saguara, Taman Dayu Bidik Kelas Menengah

Dia menjelaskan, sektor sektor lain yang terus dikembangkan di antaranya pelayanan jasa dan katering untuk sektor industri minyak dan gas.

Jasa laundry untuk segmen korporate dan hotel, bahkan mengembangkan perumahan kelas menengah ke atas, seperti Giri Sea View, di Gresik.

BACA JUGA: Sarana Menara Nusantara Sebar Dividen Rp 700 Miliar

Menurut Peterjanto, untuk perumahan pihaknya mempersiapkan lahan 6 hektar untuk membangun 100 unit rumah. Diargetkan semester II-2017 ini sudah mulai dipasarkan.

“Capek untuk proses pembangunan infrastrukturnya yang mencapai Rp 100 miliar,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Peterjanto, MAMI juga mengembangkan areal pameran dan gedung bisnis Indonesia Bagian Timur (IBT) yang sudah operasional dalam dua tahun terakhir ini.

“Secara bertahap untuk peningkatan dan pengembangan kinerja kami di tahun 2017 ini,” kata dia.

Sementara itu, Joice Siregar, General Manager Hotel Garden Palace Surabaya menambahkan, di triwulan I-2017 ini, pendapatan atau revenue dari usaha hotel sudah meningkat dibanding periode yang sama tahun 2016.

“Pendapatan dari hotel adalah pendapatan kamar dan pendapatan makanan dan minuman (mamin). Triwulan I ini masing-masing sudah mencapai Rp 8,1 miliar dan Rp 8,6 miliar,” kata Joice.

Sementara pada tahun 2016 secara keseluruhan, revenue kamar dan mamin di Garden Palace Hotel masing-masing mencapai Rp 31,35 miliar dan Rp 35,28 miliar.

Diprediksi tahun ini sektor mamin akan mengalami kenaikan 10 persen.

“Kami optimistis mampu bersaing dalam persaingan ketat pasar hotel di Surabaya ini. Apalagi, kami punya posisi yang tepat di tengah kota Surabaya ini. Dekat dengan daerah bisnis dan pusat pemerintahan kota Surabaya maupun Provinsi Jatim,” papar Joice.

Rahmi D Pris, Director of Sales and Marketing Hotel Garden Palace mengatakan, di pertengahan tahun atau bulan Juni ini, bersamaan dengan bulan Ramadan dan Lebaran, pihaknya memanfaatkan momen memberikam promo menginap dan mamin. (han/hen)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perusahaan Peminyakan Bidik Usaha Ekonomi Digital di Batam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler