jpnn.com - SURABAYA - PT Sarana Menara Nusantara Tbk berharap terhadap tren aksi jual menara yang dilakukan operator selular untuk melakukan efisiensi. Di sisi lain, industri persewaan menara telekomunikasi di Indonesia optimistis tumbuh hingga sembilan persen tahun ini.
Wakil Direktur Utama PT Sarana Menara Nusantara Tbk Adam Gifari menyatakan, pihaknya telah membeli 2.500 menara milik PT XL Axiata Tbk senilai Rp 3,57 triliun.
BACA JUGA: Realisasi Dana Repatriasi Belum Sampai 1 Persen
Pembelian dilakuka melalui anak perusahaan yakni PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo). ’’Dengan aksi beli tersebut, kami memiliki total 14.500 menara,” katanya akhir pekan lalu.
Di antara angka tersebut, sebanyak 80 persen menara Protelindo disewa Telkomsel, Tri, XL, dan Indosat Ooredoo. Sementara itu, 20 persen sisanya disewa Smartfren Telecom dan operator lain.
BACA JUGA: Dibayangi Wacana Kenaikan Harga, Saham Rokok Tetap Seksi
’’Jika industri telekomunikasi semakin sehat, hal tersebut berdampak positif terhadap kinerja perseroan,” ungkapnya. Selain itu, maraknya proyek infrastruktur, pelabuhan, dan jalan tol berdampak terhadap industri tersebut.
’’Pembangunan yang marak akan membuka daerah baru serta permukiman baru yang membutuhkan komunikasi. Jadi, operator akan membutuhkan menara-menara baru,” imbuhnya.
BACA JUGA: Tanggapan PT HM Sampoerna soal Kabar Rokok Rp 50 Ribu
Dia cukup optimistis industri telekomunikasi di Indonesia dapat terus tumbuh. Sebab, di antara 250 juta penduduk, baru 60–70 persen yang memiliki handset telekomunikasi.
’’Padahal, baru pada angka 60–70 persen penduduk Indonesia yang memiliki handset, jumlah SIM card yang terjual mencapai 300 juta,” ujarnya.
Perseroan sampai akhir semester pertama memiliki kas Rp 3 triliun. Kas itu akan digunakan perseroan untuk melunasi utang-utang perseroan dalam bentuk USD. (vir/c5/sof/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketahuilah, Pengusul Harga Rokok Rp 50 Ribu per Bungkus Adalah...
Redaktur : Tim Redaksi