Pertahankan Kawasan sebagai Pusat Pertumbuhan, Ini yang Harus Diwujudkan ASEAN

Minggu, 13 November 2022 – 00:29 WIB
Presiden Jokowi saat menghadiri KTT ASEAN dan Korea Selatan (RoK) ke-23 yang digelar di Phnom Penh, Kamboja, pada Jumat (11/11). Foto: Dokumentasi Humas Kemenko Perekonomian.

jpnn.com, PHNOM PENH - Kemitraan ASEAN dan Korea Selatan menunjukkan optimisme di tengah ketidakpastian kondisi global.

Optimisme tersebut juga kian diperkuat dengan kondisi ekonomi kawasan tahun 2022 yang diperkirakan tumbuh sebesar 5,1 persen atau lebih baik dibanding rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia.

BACA JUGA: Menko Luhut Sebut Indonesia Sudah Berubah, Bukan Negara Ecek-Ecek Lagi

Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri KTT ASEAN dan Korea Selatan (RoK) ke-23 yang digelar di Phnom Penh, Kamboja, pada Jumat (11/11).

BACA JUGA: Kemenko Perekonomian: Presidensi G20 Indonesia Bawa Dampak Positif bagi Ekonomi Nasional

Menurut Jokowi, untuk mempertahankan kawasan sebagai pusat pertumbuhan (epicentrum of growth) harus diwujudkan dalam dua hal, yakni stabilisasi kawasan untuk menjaga perdamaian serta fokus kerja sama ekonomi yang diarahkan untuk membangun ekonomi kawasan yang lebih resilien dan hijau.

“Perbedaan dan rivalitas harus dikelola dengan baik sehingga konflik tidak terjadi di kawasan Indo-Pasifik. ASEAN dan Korea Selatan harus menjadi mesin utama perdamaian di kawasan,” ungkap Presiden Jokowi

Selanjutnya, untuk penguatan kerja sama ekonomi kawasan yang lebih resilien dan hijau, Presiden Jokowi menyebut bahwa Korea Selatan mempunyai pengalaman dalam pengembangan teknologi hijau dan energi bersih.

Pembangunan hijau dan berkelanjutan menjadi kunci masa depan ASEAN yang pada tahun 2025 ditargetkan akan menggunakan 23 persen energi terbarukan dan 20 persen kendaraan berbahan bakar listrik.

“Ini adalah peluang bagi kita untuk menjalin kemitraan yang konkret terutama dalam energi terbarukan, pembangunan smart city, ekosistem mobil listrik, serta sistem penyediaan air bersih,” pungkas Presiden Joko Widodo.

Sebagai penutup, Presiden Jokowi turut mengundang Korea Selatan untuk menjadi mitra dalam membangun Ibu Kota Nusantara (IKN) melalui investasi maupun alih teknologi untuk menjadikan IKN sebagai kota yang hijau dan berkarbon negatif.

Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga selaku Ketua Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN-Indonesia turut menyampaikan bahwa ASEAN memiliki potensi ekonomi hijau sebesar USD 1 triliun dan menciptakan 30 juta pekerjaan pada 2030.

Saat ini paling tidak terdapat dua inisiatif penting yang dibahas yakni ekonomi sirkular yang bertujuan menjadi panduan transisi ASEAN pada ekonomi berkelanjutan.

Selanjutnya memperhatikan tentang perubahan iklim yang berlaku secara global dan meningkatnya produksi berbasis green dan sirkular, maka disusun pula strategi ASEAN terkait netralitas karbon yang diharapkan akan dapat diselesaikan pada tahun depan. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler