jpnn.com - AUSTIN - Badan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengonfirmasikan kasus Zika pertama di Negeri Paman Sam. Virus itu menular bukan karena gigitan nyamuk, melainkan hubungan seksual.
’’Ini kasus pertama di AS yang terdeteksi pada seseorang yang tidak baru pulang bepergian atau melawat negara yang sedang wabah,’’ terang Tom Frieden, direktur CDC, lewat akun Twitter-nya.
BACA JUGA: Siap-siap, Indonesia Jadi Tuan Rumah KTT Luar Biasa OKI
Dinas Kesehatan Dalas County, Negara Bagian Texas, melaporkan bahwa penderita tertular dari seseorang yang baru saja kembali dari Venezuela. Si penderita tertular lewat hubungan seksual.
Terpisah, Dinas Layanan Kesehatan Masyarakat Texas menyatakan, pihaknya sedang menyelidiki kasus tersebut.
BACA JUGA: Merasa Terancam, Israel Kirim Para Pencari Suaka ke Uganda dan Rwanda
’’Kami sedang mengevaluasi seluruh detail kasus tersebut. Tapi, mungkin penderita tertular setelah berhubungan seksual dengan seseorang yang terinfeksi virus tersebut,’’ jelas lembaga itu. Apalagi, tidak ada laporan bahwa virus tersebut ditularkan lewat gigitan nyamuk di Texas.
Beberapa waktu lalu, para pakar kesehatan sempat mengingatkan AS supaya mewaspadai penularan virus Zika lewat hubungan seksual. Itu disebabkan pernah ada riwayat kasus Zika yang menular lewat hubungan seksual di AS.
BACA JUGA: Ngeri! Badan Pesawat Komersil Ini Berlubang saat Mengudara
Namun, terkait dengan peringatan tersebut, Badan Kesehatan Pan-Amerika menegaskan bahwa dugaan penularan lewat hubungan seksual itu masih membutuhkan pembuktian kuat.
Hingga saat ini, Zika sudah menjangkiti sedikitnya 30 negara. Sebagian besar di antaranya negara-negara di Benua Amerika, khususnya yang terletak di kawasan selatan. Virus yang tidak mematikan itu menarik perhatian masyarakat internasional karena bisa mengakibatkan mikrosefalus (microcephaly) kepada bayi yang baru lahir. Itu jika sang ibu terinfeksi Zika ketika sedang mengandung.
Kalau hubungan Zika dan bayi mikrosefalus memaksa AS menerbitkan larangan bepergian bagi ibu hamil ke sejumlah negara Amerika Selatan, kasus penularan lewat hubungan seksual itu memicu terbitnya serangkaian imbauan dari CDC.
’’Kaum pria yang baru saja pulang dari negara-negara yang terkena wabah Zika sebaiknya menggunakan kondom saat berhubungan badan dengan pasangan mereka,’’ tulis lembaga tersebut.
Selain itu, CDC mengimbau ibu-ibu yang sedang hamil agar tidak bersentuhan langsung dengan sperma. Khususnya sperma pria yang positif terinfeksi Zika. Pada 2013, virus Zika ditemukan di sperma seorang pria Polinesia. Namun, uji laboratorium pada sampel darah pria 44 tahun tersebut negatif virus Zika. Artinya, virus itu tidak menular lewat gigitan nyamuk.
Tidak mau meremehkan penularan Zika, Palang Merah Amerika lantas merilis imbauan tentang donor darah kepada publik. ’’Para pendonor yang baru saja mengunjungi negara-negara yang terkena wabah Zika sebaiknya menunggu minimal 28 hari sebelum menyumbangkan darah mereka,’’ imbau organisasi tersebut. Hingga saat ini, kemungkinan penularan virus Zika lewat transfusi darah masih sangat kecil.
Sementara itu, produsen-produsen obat sedang berlomba memformulasikan vaksin Zika guna mencegah persebaran virus tersebut. Bukan hanya perusahaan Eropa atau Amerika, melainkan juga Asia. Salah satunya Bharat Biotech di India. Saat ini perusahaan tersebut mengaku sedang mengembangkan dua jenis vaksin untuk mengatasi Zika. (AFP/Reuters/CNN/hep/c19/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejam! Australia Legalkan Penahanan Pencari Suaka di Pulau Nauru
Redaktur : Tim Redaksi