jpnn.com, JAKARTA - Vice President Automotive & Transportation Frost & Sullivan Asia Pacific Vivek Vaidya mengatakan, pasar otomotif Indonesia tahun ini masih berpotensi tumbuh.
Menurut Vaidya, sektor pertambangan yang diprediksi tumbuh sekitar 34,4 persen dan agrikultura sebesar 11,4 persen juga akan menaikkan permintaan kendaraan komersial.
BACA JUGA: Ini Penyebab Industri Otomotif Thailand Ungguli Indonesia
Selanjutnya, kehadiran produk baru juga diprediksi memberikan sentimen positif pada market otomotif tanah air.
”Brand papan atas masih akan gencar mempertahankan market share mereka dengan produk-produk baru. Ditambah lagi dengan stimulus pemerintah berupa kebijakan fiskal yang akan merangsang konsumsi. Kami sendiri memprediksi market bisa menyentuh angka 1,125 juta unit,” kata Vaidya.
BACA JUGA: Strategi Hyundai Bersaing dengan Produk Tiongkok dan Jepang
Disinggung mengenai perluasan pasar ekspor, Vaidya juga setuju jika Indonesia harus mulai mempertimbangkan untuk mengedepankan produk selain MPV.
Produk yang diminati pasar internasional seperti sedan perlu untuk digenjot supaya pasar ekspor tak hanya dinikmati Thailand seperti saat ini.
BACA JUGA: Mampukah Medium MPV Wuling Gusur Toyota Innova?
Begitu juga soal pajak kendaraan hybrid. Indonesia akan semakin tertinggal jika tidak segera menuntaskan regulasi yang mengakibatkan produk-produk kendaraan ramah lingkungan tersebut tidak berkembang.
”Jika kita lihat di Malaysia dan Thailand, bahkan varian hybrid lebih murah daripada varian yang biasa. Sehingga di sana penjualan kendaraan hybrid dan listrik terus meningkat,” tuturnya. (agf/c11/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Genjot Realisasi Smelter, DPR-Kementerian ESDM Sidak Bareng
Redaktur & Reporter : Ragil