JAKARTA - Ketua Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Bambang Susilo, mengungkapkan keprihatinannya terhadap Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang memiliki sumber energi gas, minyak bumi dan batubara berlimpah namun mengalami krisis energi.
"Ini sangat ironisKaltim yang kaya sumber energi, tapi listriknya "byar pet", bahkan pabrik pupuknya terancam tutup karena minimnya pasokan gas," kata Bambang Susilo yang didampingi Sekjen DPD Siti Nurbaya kepada pers di gedung DPD, Senayan Jakarta, Kamis (6/10).
Karena itu, Bambang Susilo mendesak pemerintah pusat dan pemerintah daerah segera membenahi keberadaan usaha pertambangan dan energi di Kaltim
BACA JUGA: TKI Deportasi Dianggap Bebani Kepri
Maksudnya, agar keberadaan perusahaan pertambangan yang beroperasi di Kaltim betul-betul bermanfaat untuk kepentingan masyarakat daerah."Usaha pertambangan di Kaltim harus ditata lebih serius agar manfaatnya betul-betul dirasakan masyarakat
Pentingnya penataan ulang usaha pertambangan, lanjutnya, sekaligus ditujukan untuk meminimalisir risiko lahan pertambangan yang telah rusak
BACA JUGA: TNI Bantah Camar Bulan Dicaplok Malaysia
Sebab, lahan yang dicadangkan untuk pertambangan itu mencakup lahan pertanian dan kehutanan."Itulah sebabnya, lahan pertanian di Kaltim tidak berkembang
BACA JUGA: Puting Beliung Rusak 24 Rumah Warga
Lahan itu telah menjadi rusak," katanya.Ditambahkannya pula, Kaltim sebagai daerah yang kaya sumber pertambangan dan energi maka masyarakatnya harus merasakan kekayaan alam yang ada"Nyatanya lebih banyak gas, minyak bumi dan batubara yang dieksporMasyarakat ingin merasakan listrik tetapi yang ada "byar pet"Kaltim punya pabrik pupuk, tetapi mau bangkrut hanya karena tidak dapat pasokan gas," katanya.
Karena itu, persoalan tersebut harus segera diselesaikan secara komprehensifBambang menambahkan, DPD telah membahas revisi UU tentang Migas"Kita perlu UU yang benar-benar melindungi kepentingan rakyat," tukasnya(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Minta Hujan, MUI Kalsel Siapkan Salat Istisqa
Redaktur : Tim Redaksi