jpnn.com, JAKARTA - Task Force Energy Sustainability and Climate (TF ESC) Business 20 (B20) dan Kemenlu menggelar virtual business meeting bertajuk B20 Indonesia: Partners in Energy Transition.
Kegiatan ini dilakukan untuk menindaklanjuti rencana transisi energi Indonesia dari perspektif sektor riil dan menawarkan kerja sama proyek transisi energi.
BACA JUGA: Daftar Harga BBM Pertamina dan Shell, Mana yang Lebih Murah?
Pertamina mengambil bagian dalam kegiatan ini dengan menawarkan proyek unggulannya.
Yakni, proyek ekosistem mobil listrik dan bioetanol yang memanfaatkan limbah kelapa sawit.
BACA JUGA: Kabar Gembira untuk Milenial, PFmuda 2022 Pertamina Buka Lagi, Yuk Join!
Pertemuan ini dihadiri 340 peserta dari perwakilan negara G20 untuk memancing minat berinvestasi di Indonesia pada Jumat (1/4).
Sekjen Kemenlu Cecep Herawan dalam sambutannya menegaskan komitmen Presidensi Indonesia di G20 untuk menciptakan hasil konkret yang akan dirasakan masyarakat luas.
BACA JUGA: Kinerja Keuangan Pertamina Harus Stabil, Wajar Jika Harga Pertamax Naik
Selain itu, merealisasikan potensi kerja sama dengan negara-negara G20 di bidang transisi energi.
“Kami harus menunjukkan bahwa forum G20 bisa memberikan keuntungan dan manfaat untuk semua,” ujar Cecep.
Deputy Chair B20 Taskforce Energy, Sustainability and Climate Agung Wicaksono mengatakan, pihaknya akan merekomendasi kebijakan untuk transisi energi berkelanjutan.
Yakni, mempercepat transisi menuju penggunaan energi yang berkelanjutan, memastikan transisi yang adil dan terjangkau, serta kerja sama global dalam meningkatkan ketahanan energi.
Agung menuturkan, virtual business meeting ini dilakukan untuk mencari peluang investasi dan kemitraan di antara negara-negara G20, terutama dalam proyek hijau.
Menurut dia, elektrifikasi, pembangkit berbasis energi terbarukan, dan efisiensi energi adalah pilar utama transisi energi.
“Kami berharap melalui acara ini dapat membangun banyak peluang program kemitraan global untuk mencapai tujuan global dan SDGs yang lebih berkelanjutan,” ujar Agung.
Staf Ahli Bidang Industri Kementerian BUMN Rabin Indrajad Hattari menambahkan, G20 memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat Indonesia.
Sebab, ada komunitas bisnis internasional yang ingin menyelesaikan tiga masalah penting.
Yakni, pembangunan arsitektur kesehatan global, optimalisasi teknologi digital, dan transisi energi.
“Ini akan menimbulkan praktek industri yang berkelanjutan, seperti bersama menekan dekarbonisasi untuk mencapai nol emisi dan bersama melakukan support transisi energi,” kata Rabin.
Wakil Ketua Umum Kadin IndonesiabShinta Widjaja Kamdani selaku Ketua B20 menyampaikan, Duta Kamar Dagang dan Industri dari masing-masing negara ingin membuat korporasi yang saling menguntungkan dalam energi baru dan terbarukan.
“Kami berharap ada kemajuan dari pertemuan hari ini untuk mengimplementasikan energi baru terbarukan guna mendukung transisi energi,” ucap Shinta.
Pada forum ini, Pertamina, PLN, PT Jababeka, dan Mitsubishi Heavy Industries Group menampilkan proyek-proyek yang dapat dikolaborasikan dengan mitra asing.
Tercatat ada 16 proyek yang ditawarkan pada forum ini.
Perusahaan atau negara yang hadir diharapkan mengembangkan kemitraan dengan Pertamina, PLN, PT Jababeka, dan Mitsubishi Heavy Industries, LTD guna mempercepat transisi. (mrk/jpnn)
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi