Pertamina Beri Akses Energi Surya Hingga Jangkau Daerah Terpencil

Jumat, 18 November 2022 – 13:51 WIB
Ilustrasi - Pekerja Pertamina memasang instalasi pembangkit listrik tenaga surya sebagai salah satu energi baru terbarukan. Foto: ANTARA/HO-Pertamina

jpnn.com, KUTAI KARTANEGARA - Kontribusi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) diwujudkan melalui program unggulan berbasis energi baru terbarukan (EBT) dalam inisiatif Desa Energi Berdikari.

Dengan tersedianya akses listrik dari pemanfaatan EBT di dua daerah terpencil, pengurangan emisi mencapai 250,61 ton CO2eq/tahun dan masyarakat dapat melakukan penghematan dari pembelian BBM, yang selama ini digunakan untuk pemakaian genset hingga Rp 704 juta/tahun.

BACA JUGA: Mitigasi Bencana, Pupuk Kaltim Implementasikan BCMS Berbasis ISO 22301:2019

Pemanfaatan EBT bagi yang sebagian besar masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan juga digunakan untuk mendukung kegiatan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan berkontribusi pada pencapaian SDGs 8 dan mendukung pencapaian SDGs 13 dari aspek lingkungan.

Sepanjang 2018 hingga 2022, sebanyak lebih dari 2.300 unit solar home system telah dikembangkan PHM untuk menyediakan akses energi terbarukan bagi masyarakat di sekitar wilayah operasinya.

BACA JUGA: Pertamina Dinilai Punya Peran Besar dalam Transisi Energi

"Melalui Program Desa Energi Berdikari PERTAMINA berbasis EBT, Subholding Upstream mendorong dan memfasilitasi masyarakat untuk memanfaatkan potensi energi yang tersedia dan mengubahnya menjadi sumber daya yang berkelanjutan," ujar Corporate Secretary PHE Arya Dwi Paramita.

Program Kembang Bersinar dijalankan PHM di Kelurahan Muara Pegah, Kecamatan Muara Jawa, Kutai Kartanegara, dengan mengembangkan inovasi pengelolaan solar home system (SHS), sebagai substitusi generator berbahan bakar diesel.

BACA JUGA: Film Like & Share Membahas Tentang Kekerasan Seksual

Pengelolaan program ini dilakukan oleh masyarakat setempat, melalui Badan Pelaksana Listrik Tenaga Surya (BPLTS).

Program ini berhasil menjadi solusi atas  keterbatasan akses listrik yang sebelumnya sering dihadapi masyarakat.

Di daerah terpencil lainnya di pesisir Delta Mahakam, yaitu Desa Tani Baru, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, PHM  mengembangkan pengelolaan SHS melalui program BEST.

Lokasinya terpencil, di kawasan rawa yang hanya bisa dijangkau dengan perahu kecil, tanpa listrik, dan hanya mengandalkan penampungan air hujan untuk kebutuhan air masyarakat. Program BEST dikelola oleh unit usaha milik desa (BUMDes) untuk menggantikan generator berbahan bakar diesel.

Atas pelaksanaan kedua program EBT tersebut, PHM memperoleh penghargaan Platinum pada kategori Best Environmental Excellence Award pada ajang internasional The 14h Annual Global CSR Award yang digelar di Hanoi, Vietnam, Kamis (3/11).

"Penghargaan ini menjadi motivasi kami untuk terus memberi akses energi  khususnya EBT di wilayah minim akses energi dengan berkolaborasi bersama para pemangku kepentingan terkait," terang Arya.

PHE telah terdaftar dalam United Nations Global Compat (UNGC) sebagai partisipan/member sejak Juni 2022.

PHE berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi dan operasionalnya, sebagai bagian penerapan aspek Environment, Social, dan Governance (ESG).

PHE akan terus mengembangkan pengelolaan operasi di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang ramah lingkungan, bertanggung jawab sosial dan memiliki tata kelola yang baik.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler