Pertamina Buka Pintu Pengusutan Petral

Rabu, 26 November 2014 – 05:05 WIB

jpnn.com - JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mempersilakan Tim Reformasi Tata Kelola Migas mengusut Pertamina Energy Trading Limited (Petral), anak usaha trader migas yang bermarkas di Singapura. Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan, perseroan tidak akan menghalangi langkah tim yang dipimpin Faisal Basri tersebut dalam mengurai benang kusut tata niaga migas.

"Pertamina, welcome. Enggak ada masalah," ujar Hanung di sela peluncuran kartu solar bersubsidi untuk nelayan di Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (25/11).

BACA JUGA: Nelayan Dapat Solar Bersubsidi 25 Ribu Liter/Bulan

Menurutnya, Tim Reformasi bukanlah yang pertama melakukan pengusutan ke markas perusahaan di Singapura. Sebelumnya, anggota DPR sudah ada yang melihat Petral lebih dekat. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga pernah melakukan audit terhadap perusahaan tersebut.

Sedangkan tentang permintaan agar Pertamina membuka rincian komposisi ongkos pengadaan BBM, Hanung mengatakan bahwa pihaknya sudah menyampaikan ke pihak yang berwenang.

BACA JUGA: BBM Naik, Raskin Minta Dipertahankan

Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir yang mendampingi Hanung menambahkan, pertanyaan Faisal tentang ongkos pengadaan BBM bersubsidi sudah diluar konteks. Sebab, BBM bersubsidi menggunakan patokan mid oil platts Singapore (MOPS). MOPS merupakan lembaga penilai harga minyak yang dibentuk Platt, anak perusahaan McGraww Hill Financial, Amerika Serikat.

"Pemerintah menentukan  ICP (harga minyak mentah Indonesia) apa dasarnya? Apa ada biaya ngebor berapa? Komoditas migas, harganya mengikuti sudah MoPS. Harga internasional," tegasnya.

BACA JUGA: 2015, Antam Targetkan Jual 8,5 Juta Ton Emas

Soal hitung-hitungan rinci, Ali menegaskan bahwa Pertamina memiliki detailnya. Ada formula penghitungan untuk kalkulasi internal yang tidak bisa begitu saja dibuka. Apalagi, selama ini pihaknya sudah rajin memberikan laporan terperinci, termasuk ekspor impor ke Bank Indonesia dan Ditjen Migas Kementerian ESDM.

Seperti diberitakan sebelumnya, Faisal Basri menduga ada permainan kotor di tubuh Petral dalam tata niaga migas. Faisal juga meminta agar Pertamina membuka detail ongkos pengadaan BBM bersubsidi agar masyarakat tahu elemen pembentuk harga BBM nonsubsidi.(dim)
   

BACA ARTIKEL LAINNYA... Good Policy Bakal Kurangi Persoalan Ekonomi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler