BACA JUGA: Korupsi APBD Bengkulu Rp20 M
Mestinya PT Pertamina harus dilepas layaknya sebuah perseroanSemenjak alih status jadi persero, lanjutnya, PT Pertamina tidak pernah jadi persero sungguhan
BACA JUGA: Menhan Tak Anggap Serius Isu ABS
“PT Pertamina lebih berpraktek sebagai persero-perseroan karena di semua lini kebijakan selalu diintervensi kepentingan politik dan kelompok,” tegas Rudi Rubiandini Dia juga mengkritisi kebijakan pemerintah yang terlalu menina-bobokan BBM sebagai satu-satunya sumber energi sehingga mematikan upaya inovasi pengganti BBMSementara negara lain, sudah beralih ke energi alternativ seperti energi panas bumi, angin dan nabati
BACA JUGA: Pilgub Jatim, PKS Unggul PDIP
Keberpihakan kita mestinya harus kepada bahan bakar alternatifimbuhnya.Ditempat yang sama, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Arie HSoemarno, membantah bahwa kelangkaan minyak tanah yang saat ini terjadi bersumber dari kelalaian PT Pertamina“Sesuai dengan perkiraan kebutuhan nasional yang hanya sekitar 400 ribu ton per tahun, PT Pertamina telah memproduksi sekitar 500 ribu ton per tahunArtinya, kita telah mampu berproduksi melebihi kebutuhan riil nasional.”
Menurut Dirut Pertamina, terjadinya kelangkaan BBM saat ini lebih disebabkan karena besarnya praktek penyelewengan BBM setelah ke luar dari pengawasan PT Pertamina serta naiknya kebutuhan terhadap BBM “Setidaknya 35 persen dari total produksi minyak tanah telah terjadi penyalahgunaan oleh berbagai pihak,” ujarnya, tanpa menjelaskan pihak-pihak yang menyelewengkan
Dia juga membantah bahwa kinerja PT Pertamina jauh dibawah Petronas“Saat ini, total produksi PT Pertamina sekitar 356 ribu barrel per hariJumlah ini tidak terlalu jauh dari total produksi PetronasKita imbanglah,” kata Arie(Fas/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua DPRD Sumut Wafat, Golkar Berduka
Redaktur : Tim Redaksi