Pertamina Digitalisasi Monitoring Tanker untuk Penyaluran Pasokan Energi Nasional

Rabu, 25 Agustus 2021 – 18:16 WIB
Inovasi digital dikembangkan oleh PIS, yakni program automasi tanker monitoring atau Enhanced Daily Tanker Position (“EDTP”) 2.0 . Foto: Pertamina

jpnn.com, JAKARTA - Mengedepankan inovasi untuk menghadapi tantangan dan dinamika Pertamina senantiasa melaksanakan bisnisnya.

Dampak pandemi membuat permintaan atas kebutuhan migas yang turun, harga minyak yang terus naik.

BACA JUGA: Dukung UKM Binaannya Naik Kelas, Pertamina Lanjutkan Program Pendampingan Sertifikasi Halal

Namun, persaingan usaha yang semakin meningkat di pasar regional menuntut strategi bisnis yang tidak saja mampu membuat perusahaan bertahan namun juga memenangkan persaingan di kancah internasional.

Termasuk, untuk mendukung pertumbuhan perusahaan maupun mengakselerasi national economic recovery.

BACA JUGA: Indonesia UKM Forum, Upaya Kementerian BUMN dan Pertamina Berdayakan UMK Naik Kelas

Untuk memperkuat dan mendorong strategi tersebut Pertamina International Shipping (PIS) sebagai Subholding Shipping yang memiiki peran untuk mendistribusikan energi ke seluruh negeri.

PIS saat ini mengoperasikan kapal-kapal pengangkutan BBM, Crude Oil, LPG dan Petrokimia dengan kemampuan distribusi sebesar 119 juta Kiloliter di dalam negeri dan 26 juta kiloliter di luar negeri maka PIS perlu melakukan langkah langkah efektif dan efisien di sektor operasional / transportation cost dengan menciptakan inovasi digital.

BACA JUGA: Pertamina Hulu Rokan Potong Waktu Pengeboran Jadi Lebih Cepat

Enhanced Daily Tanker Position (EDTP) 2.0

Inovasi digital yang dikembangkan oleh PIS adalah program automasi tanker monitoring atau Enhanced Daily Tanker Position (“EDTP”) 2.0 dan saat ini, program EDTP telah dikembangkan ke tahap lebih lanjut yaitu versi otomatis dan terdigitalisasi.

Adanya program EDTP maka monitoring yang sebelumnya dilakukan secara manual melalui komunikasi antara programmer kapal dengan awak kapal dan menggunakan fitur sederhana web based serta tidak dapat mendeteksi fraud kini sudah teratasi dengan baik.

Direktur Operasi PIS Arief Kurnia Risdianto mengatakan aplikasi EDTP ini digunakan Pertamina dalam Memonitor seluruh armada baik di dalam maupun di luar negeri yang dapat diakses dari Pertamina Integrated Command Center (PICC).

PIS harus terus berinovasi dan tidak boleh berpuas diri dengan program EDTP 1.0 (versi sebelumnya), terus dikembangkan mengingat kondisi pandemik ini menuntut PIS untuk dapat mengoptimalkan pendapatan dari setiap aspek kegiatan operasional.

"Pada versi terbaru atau program EDTP 2.0., Aplikasi telah dilengkapi dengan Algoritma untuk mendeteksi kecepatan kapal, aktivitas shipment kapal, potensi keterlambatan kapal penyebab depot kritis, cuaca dan gelombang yang terkoneksi dengan BMKG, dan dapat diakses secara real time melalui system berbasis web atau aplikasi telepon genggam," ujar Arief.

Inovasi yang dilakukan melalui program EDTP 2.0. ini memberikan hasil yang nyata yaitu optimalisasi jumlah penggunaan kapal yang diikuti dengan Integrated Port Time lebih efisien apabila dibandingkan dengan perusahaan shipping internasional yang lain (17 persen lebih rendah dibandingkan perusahaan yang lain.

Optimalisasi penggunaan jumlah kapal dapat menekan biaya operasional tanpa harus menaikkan biaya jasa perusahaan (walaupun harga minyak terus meningkat) sehingga tidak membebani masyarakat Indonesia dan menghasilkan saving biaya pengangkutan sebesar USD 84 juta.

Direktur Utama PIS Erry Widiastono mengatakan program EDTP 2.0. GO DIGITAL yang dikembangkan oleh PIS juga mendukung program sustainability (GO GREEN) dengan penerapan dekarbonisasi di mana terjadi penurunan konsumsi bunker yang berimbas pada penurunan emisi bahan bakar.

"Sehingga perusahaan turut berpartisipasi mengurangi dampak lingkungan dan penerapan ESG (Environmental, Social and Good Governance), Inovasi ini juga menjadi kebanggaan kami karena telah mendapatkan Penghargaan di ajang IDX Channel Anugerah Inovasi Indonesia 2021," kata Erry. (jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler