Pertamina Dinilai Berhasil Mengelola Risiko ESG

Kamis, 20 Juni 2024 – 14:50 WIB
Gedung Pertamina. Foto: Pertamina

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, menyikapi positif capaian keberlanjutan Pertamina pada 2023.

Menurut Fabby, sebagai perusahaan migas, Pertamina memiliki komitmen kuat dalam mengelola risiko Environmental, Social, dan Governance (ESG).

BACA JUGA: Skema Cost Recovery Dinilai Lebih Bisa Mendorong Investasi Migas

“Ada komitmen kuat untuk mengurangi risiko-risiko terjadinya climate change, karena memang didorong oleh Kementerian BUMN juga. Saya melihat Pertamina berhasil mengelola risiko-risiko ESG–nya dengan cukup baik,” ujar Fabby.

Kuatnya komitmen tersebut, tergambar pada ESG Risk Rating dari lembaga Sustainalytics pada 2023.

BACA JUGA: Jamkrindo Bagikan 1.500 Kupon Hewan Kurban kepada Masyarakat

Pada pemeringkatan tersebut, Pertamina termasuk dalam kategori medium risk. Capaian itu merupakan keberhasilan Pertamina dalam mengelola risiko-risiko lingkungan dan sosial dengan cukup baik.

Fabby menuturkan penilaian ESG Risk Rating, secara umum memang dilakukan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam mengelola risiko-risiko lingkungan, sosial dan tata kelola atau governance dalam jangka panjang.

BACA JUGA: Go Global, Pertamina Masuk Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Versi Fortune 500 Asia Tenggara

Dalam melakukan penilaian, Sustainalytics akan menilai seberapa baik suatu perusahaan itu melaksanakan prinsip tata kelola lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan.

Termasuk di antaranya, terkait komitmen dan target Pertamina untuk mencapai net zero emission (emisi nol), serta penurunan emisi gas rumah kaca.

“Saya juga melihat, Pertamina merupakan salah satu perusahaan yang memiliki target penurunan emisi gas rumah kaca dari operasinya. Saat operasi di lapangan, Pertamina juga mulai menggunakan pembangkit energi terbarukan,” tutur Fabby.

Begitu juga penilaian unsur sosialnya, menurut Fabby dilakukan dengan menilai seberapa bagus perusahaan memperhatikan keselamatan pekerja, mengelola risiko, serta berinteraksi dengan masyarakat yang terdampak dengan operasinya.

Sedangkan penilaian tata kelola, lanjutnya, antara lain bisa dilakukan dengan melihat independensi dari komisaris dan juga direksi di Pertamina.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler