jpnn.com, JAKARTA - Kinerja operasional PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) sepanjang 2020 melebihi target.
Selama pandemi, PGE berhasil mencatat produksi setara listrik (Electric Volume Produce – Geothermal) sebesar 4.618,27 GWh atau lebih tinggi 14 persen dari target yang telah ditetapkan pada 2020 yaitu sebesar 4.044,88 GWh.
BACA JUGA: Pertamina Jamin Ketersediaan BBM dan LPG Nasional Cukup Selama Ramadan dan Idulfitri
Pencapaian PGE tersebut menyumbangkan 31% produksi geothermal nasional 2020 yang ditetapkan Kementerian ESDM sebesar 14.774 Giga Watt Hour (GWh).
Secara rinci, Area Geothermal (AG) Kamojang berhasil mencatat produksi setara listrik sebesar 1.650 GWh atau lebih tinggi 13 persen dari target RKAP 2020 sebesar 1.454 Gwh.
BACA JUGA: Tekan Angka Perokok, Pemerintah Perlu Terapkan Strategi Komunikasi Tersegmentasi
AG Lahendong mencatat produksi setara listrik sebesar 828 GWh atau lebih tinggi 10% dari target yang sebesar 754 GWh.
Kemudian, AG Ulubelu mencatat produksi setara listrik sebesar 1.613 GWh atau lebih tinggi 21% dari target yang sebesar 1.335 GWh.
BACA JUGA: Pupuk Indonesia Siapkan Stok Hingga 6 Minggu ke Depan & Kerahkan 612 Petugas di Berbagai Daerah
Lalu, AG Lumut Balai mencatat produksi setara listrik sebesar 442 GWh atau lebih tinggi 12% dari target yang sebesar 395 GWh.
Selain menjaga pasokan listrik dari pembangkit yang telah dioperasikan saat ini, PGE juga melakukan kajian dalam rangka meningkatkan kapasitas terpasang panas bumi untuk pembangkitan energi listrik dari wilayah operasi eksisting.
Area yang menjadi fokus awal dalam kajian ini adalah Area Ulubelu (Lampung) dan Area Lahendong (Sulawesi Utara).
“PGE terus berkomitmen meningkatkan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bauran energi (energy mix) nasional menjadi 23% pada 2025 di sektor panas bumi dengan strategi bisnis yang terukur untuk menjadi World Class Green Energy Company. Kedepannya PGE menargetkan untuk mengoperasikan PLTP dengan kapasitas own operation 1,3 Giga Watt (GW) pada 2030," kata Direktur Utama PGE Ahmad Yuniarto.
Saat ini PGE mengelola 15 Wilayah Kerja Panas Bumi, dimana dalam wilayah kerja tersebut telah terbangkitkan listrik panas bumi sebesar 1877 MW, yang terdiri dari 672 MW yang dioperasikan sendiri (own operation) oleh PGE dan 1205 MW dikelola melalui Kontrak Operasi Bersama.
Kapasitas terpasang panas bumi di Wilayah Kerja PGE tersebut berkontribusi sebesar sekitar 88% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,5 juta ton CO2 per tahun.
Direktur Utama PGE Ahmad Yuniarto mengatakan penghematan juga merupakan salah satu kunci dalam menghadapi tantangan pandemi Covid-19 di sepanjang 2020, dari anggaran biaya operasional yang sudah direncanakan, PGE bisa melakukan efisiensi biaya operasi sebesar 9 persen.
PGE juga mendukung strategi Pemerintah dalam me-utilisasi produk-produk dalam negeri. Untuk penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) PGE telah menerapkan Pemanfaatan TKDN sebesar 63,39% melebihi target yang telah direncanakan 2020 sebesar 25 persen.
Dalam pelaksanaan operasinya PGE telah berhasil mencapai 11.147.715 jam kerja selamat sejak Januari 2019. Hal ini merupakan suatu aspek yang sangat krusial di bidang bisnis energi.
Selain itu PGE Area Lahendong mendapatkan Zero Accident (Kecelakaan Nihil) Award dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia.
Sementara itu, tahun lalu, PGE kembali mempertahankan prestasi pada ajang penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) 2020.
PGE Area Kamojang – Jawa Barat kembali meraih PROPER Emas 10 kali beruntun mulai dari tahun 2011 sampai dengan 2020.
Anugrah PROPER 2020 merupakan wujud apresiasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kepada perusahaan yang telah menaati peraturan perundangan di bidang pengendalian pencemaran maupun kerusakan lingkungan.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nangis Ingat Istri mau Melahirkan, Sapri: Saya Enggak Punya Siapa-siapa
Redaktur & Reporter : Yessy