jpnn.com, WASHINGTON DC - Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) menjalani kerja sama mempercepat transisi kendaraan listrik (electric vehicle) atau EV di Indonesia.
Pertamina NRE, sub-holding dari PT Pertamina (Persero) yang fokus pada energi baru dan terbarukan dan VKTR yang merupakan pionir mobilitas kendaraan listrik (EV) komersial dan publik, serta anak perusahaan Bakrie Group mengumumkan terobosan kemitraan pada Senin (13/11).
BACA JUGA: Pertamina Eco RunFest 2023 Bakal Dimeriahkan 20 Ribu Peserta, Ada Doorprize Ratusan Juta
Aliansi ini didedikasikan untuk merintis solusi mobilitas berkelanjutan untuk transportasi umum di Indonesia.
Kemitraan yang diresmikan melalui Letter of Interest kepada US International Development Finance Corporation (US DFC) ini merupakan upaya strategis untuk mencapai target bebas emisi atau Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
BACA JUGA: Pertamina-Exxon Jajaki Kerja Sama Pengembangan Pusat Penangkapan dan Penyimpangan Karbon
Sebagai kota dengan kepadatan aktivitas seperti Jakarta, dekarbonisasi transportasi merupakan langkah penting dalam peningkatan kualitas udara perkotaan.
Sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mempercepat elektrifikasi transportasi umum sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 dan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2022, kolaborasi ini tepat waktu dan penting.
BACA JUGA: Pertamina dan Chevron Bangun Kerja Sama Wujudkan Komitmen Pemanfaatan Karbon
Populasi bus yang berjumlah lebih dari 260 ribu, Indonesia menghadirkan peluang besar bagi penetrasi bus kendaraan listrik.
Kemitraan ini memperkenalkan model e-MaaS (electric Mobility as a Service) yang inovatif, menawarkan pembiayaan fleksibel untuk pengoperasian dan pemeliharaan bus kendaraan listrik sehingga mengurangi ketergantungan pada pendanaan pemerintah.
“Kombinasi keahlian kami dalam elektrifikasi transportasi umum dan energi terbarukan secara unik menempatkan kami untuk memimpin solusi transformatif di Indonesia," kata CEO VKTR Gilarsi W. Setijono pada penandatanganan LoI di Washington DC
Dia menegaskan pohaknya berkomitmen untuk memfasilitasi infrastruktur kendaraan listrik yang komprehensif, transisi dari model CAPEX ke OPEX, dan memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia.
CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro menambahkan Pertamina NRE berdedikasi untuk mencapai NZE pada 2060 atau lebih cepat lagi.
"Kami fokus pada dekarbonisasi sektor-sektor yang menantang melalui solusi rendah karbon, pengembangan energi terbarukan, dan membangun bisnis masa depan yang mencakup bisnis kendaraan listrik, baterai, hidrogen ramah lingkungan, dan karbon. Kami percaya bahwa kolaborasi ini akan mempercepat upaya kami,” paparnya.
Kemitraan ini bertujuan membantu entitas, seperti TransJakarta dan Ibu Kota Baru IKN dalam mengembangkan infrastruktur yang diperlukan untuk adopsi kendaraan listrik secara luas.
Model e-MaaS tidak terbatas pada kendaraan, proyek ini mencakup infrastruktur penting seperti stasiun pengisian daya dan sumber energi terbarukan yang menawarkan solusi holistik dan hemat biaya untuk kota-kota besar di Indonesia.
Upaya kolaboratif melalui e-MaaS ini siap untuk diimplementasikan di berbagai sektor, mendorong proyek transportasi ramah lingkungan dan transformasi kelistrikan.
Skalabilitasnya juga membuka jalan untuk ekspansi ke wilayah lain sehingga mendorong ekosistem transportasi ramah lingkungan yang kuat dan berkelanjutan.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menambahkan kerja sama ini mewujudkan salah satu inisiasi Pertamina dalam Sustainability, yakni membangun ekosistem EV di Indonesia.
"Kami berharap partnership ini mampu mendorong pertumbuhan bauran energi pada energi baru terbarukan di industri otomotif, terutama transportasi umum sehingga emisi dari kendaraan bisa lebih berkurang," pungkasnya. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi