Pertamina Optimalkan Pasokan Elpiji 3 Kg

Sabtu, 09 Desember 2017 – 08:05 WIB
Elpiji kemasan tiga kilogram atau yang dikenal dengan sebutan gas melon. Foto: Jawa Pos Radar Semarang

jpnn.com, SURABAYA - Kelangkaan elpiji 3 kg di berbagai daerah mendapat respon serius dari Pertamina. Mereka berjanji akan mengoptimalkan suplai elpiji pada Desember 2017 guna memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya masyarakat tidak mampu yang berhak mengkonsumsi LPG bersubsidi.

Untuk mengamankan stock dan ketersediaan, beberapa langkah telah ditempuh oleh Pertamina. Di antaranya menambah pasokan di sejumlah titik, melakukan pengecekan langsung ke lapangan serta menggelar operasi pasar murah di beberapa daerah. “Suplai elpiji 3 kg ini menjadi fokus kami agar mampu memberikan ketersediaan,” jelas Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR V, Rifky Rakhman.

BACA JUGA: Elpiji 3 Kilogram Mendadak Langka

Terkait kondisi pemasaran elpiji 3 kg di wilayah Provinsi Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat, Pertamina menyampaikan data sebagai berikut.

1) Provinsi Jawa Timur

BACA JUGA: PNS Dilarang Gunakan Elpiji 3 Kg

• Kondisi ketersediaan elpiji 3 kg di lapangan menunjukkan bahwa stock tersedia serta harga yang secara umum masih terkendali. Pertamina juga telah menambah pasokan elpiji hingga mencapai 118%, dimana konsumsi normal harian di Jatim berada pada angka 3.791 Metric Ton (MT)/hari, sementara realisasi pada Desember 2017 telah mencapai angka 4.485 MT/hari.

• Hasil pantauan di lapangan menunjukkan bahwa harga eceran tertinggi (HET) masih terkendali dengan rata-rata HET di pangkalan sebesar Rp. 16.000,-

BACA JUGA: Elpiji 3 Kg Dijual Rp 25 Ribu per Tabung di Sumut

 

2) Provinsi Bali

• Kondisi penyaluran elpiji 3 kg di Provinsi Bali berada dalam kondisi lancar dan normal bahkan dapat dikategorikan berlimpah, dimana rata-rata konsumsi harian elpiji 3 kg di Bali yaitu sebanyak 624 MT/Hari sementara pada Desember 2017, angka penyaluran telah mencapai 654 MT/Hari atau mengalami peningkatan lebih dari 4%.

• Hasil pantauan tim Pertamina di lapangan menunjukkan bahwa harga eceran tertinggi (HET) masih terkendali dengan rata-rata HET di pangkalan sebesar Rp. 14.500,-

• Pada Bulan November 2017, konsumsi elpiji 3 kg di Bali mengalami penurunan sebesar 5% dari rata-rata konsumsi harian normal. Penurunan konsumsi tidak lepas dari perkembangan status Erupsi Gunung Agung yang mengakibatkan turunnya kondisi perekonomian di wilayah tersebut.

• Terkait dengan status Gunung Agung, Pertamina senantiasa melaksanakan bantuan pasokan elpiji 12 kg ke posko-posko pengungsian yang berada di GOR Secapura, Lapangan Ulakan, Manggis, Rendang, Les, Tembok serta Sambirenteng.

 

3) Provinsi Nusa Tenggara Barat

• Penyaluran elpiji 3 kg di Nusa Tenggara Barat telah mengalami penambahan hingga 25%, dimana rata-rata konsumsi normal harian sebesar 252 MT/Hari sementara pada Desember 2017 Pertamina telah menyalurkan elpiji 3 kg lebih dari 315 MT/Hari.

• Hasil pantauan tim Pertamina di lapangan menunjukkan bahwa HET di pangkalan masih terkendali dengan rata-rata HET Rp. 14.750,-.

 • Pada November 2017, realisasi elpiji 3 kg di NTB sempat mengalami penurunan, akibat dampak dari erupsi Gunung Agung.

Guna memastikan kelancaran penyaluran elpiji 3 kg, Pertamina bersama Pemerintah Daerah serta Hiswana Migas senantiasa berkoordinasi untuk memastikan ketersediaan produk tersebut di masyarakat.

“kerjasama bersama pihak-pihak seperti pemda setempat, hiswana migas serta elemen masyarakat senantiasa kami optimalkan, tentunya hal ini akan membantu menjaga ketersediaan LPG 3 KG sehingga masyarakat dapat mengkonsumsi elpiji 3 kg dengan perasaan tenang,”  tutup Rifky. (JPNN/pda)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Beli Elpiji Melon Harus Pakai Kartu Subsidi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler