Pertamina-PGN Bangun Terminal Gas USD 200 Juta

Sabtu, 28 Mei 2011 – 16:29 WIB
JAKARTA - Proyek yang sudah ditungg-tunggu itu akhirnya terwujudSetelah 30 tahun mengembangkan gas alam cair (LNG), kini Indonesia akan memiliki fasilitas terminal gas dan regasifikasi terapung (floating storage regasification terminal/FSRT) untuk pertama kalinya.

Direktur Umum PT Pertamina Waluyo mengatakan, Pertamina dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) akan membangun FSRT di Jawa Barat

BACA JUGA: Indofood Pilih Seriusi Agribisnis

"Infrastruktur ini sangat penting untuk pemanfaatan gas dalam negeri," ujarnya kemarin (27/5).

Menurut Waluyo, proyek ini merupakan bentuk dukungan terhadap kebijakan pemerintah tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional 2010, dalam mengembangkan Infrastruktur Gas melalui proyek pembangunan FSRT Jawa Barat
"Proyek ini diwujudkan oleh PT Nusantara Regas yang merupakan perusahaan patungan Pertamina (60 persen) dan PGN (40 persen)," katanya.

Waluyo menyebut, FSRT Jawa Barat ini ditargetkan mulai beroperasi pada Januari 2012 dengan kapasitas 3 juta ton LNG per tahun atau setara dengan penyaluran 400 juta kaki kubik Gas Bumi per hari (MMscfd)

BACA JUGA: Laju IHSG Terhadang Akhir Pekan

"Gasnya akan dimanfaatkan untuk pembangkit listrik PLN Muara Karang dan Tanjung Priok," terangnya.

Saat ini, komitmen pasokan gas baru sebesar 1,5 juta ton yang akan dipasok oleh Total Indonesie dan Inpex Corporation yang merupakan operator Blok Mahakam, Kalimantan Timur
Karena itu, PT Nusantara Regas kini tengah mengupayakan tambahan pasokan LNG

BACA JUGA: Pertamina-PGN Bangun Penyimpanan Gas Terapung

"Kita ingin LNG nya mencapai kapasitas maksimum," ujarnya.

Waluyo mengatakan, FSRT atau terminal gas alam cair Jawa Barat merupakan teknologi baru di dunia dalam penyimpanan dan regasifikasi LNG, dimana untuk FSRT Jawa Barat ini merupakan FSRT dengan sistem bongkar muat LNG dari kapal ke kapal (ship to ship) yang pertama kali di Asia dan merupakan FSRT ke-12 di dunia.

"Keunggulan infrastruktur terapung ini jika dibandingkan dengan terminal LNG di darat adalah biaya pembangundan dan pengoperasian yang lebih murah, waktu pembangunan yang lebih singkat dan dapat dilakukan mobilisasi dengan mudah sehingga tepat untuk Indonesia yang merupakan negara kepulauan," terangnya.

Setelah LNG FSRT Jawa Barat dapat beroperasi penuh, lanjut dia, maka diharapkan akan mengurangi subsidi Pemerintah atas pembelian BBM oleh PLNUntuk mengalirkan Gas Bumi hasil regasifikasi LNG dari FSRT ke Pembangkit Listrik PLN di Muara Karang akan dibangun jaringan pipa bawah laut sepanjang 15 km dengan ukuran 24 inch(owi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ikan Kerapu asal Padang Tembus Pasar Hongkong


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler