Pertamina Sulit Hindari Impor

Kamis, 29 Desember 2011 – 12:36 WIB
JAKARTA – Kilang-kilang milik Pertamina rata-rata telah berusia tua, yakni dibangun pada tahun 1970-1980 anSementara di sisi lain kebutuhan BBM nasional makin meningkat di mana saat ini mencapai 56 juta kiloliter (kl) sedangkan kapasitas kilang Pertamina hanya mampu memproduksi 41 juta kl

BACA JUGA: Tarif Tol Waru-Juanda Naik 10 Persen

Akibatnya, hingga saat ini sulit bagi Pertamina untuk dapat menghindar dari impor BBM.
 
“Saat ini masih diperlukan impor premium sebesar 12 juta kiloliter dan solar sebesar 3 juta kiloliter per tahun dan akan cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan laju konsumsi BBM,” kata Dirut Pertamina Karen Agustiawan dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (28/12).
 
Saat ini, Pertamina memiliki 6 kilang dengan total kapasitas pengolahan minyak mentah kurang lebih 1 juta barrel per hari dan produksi BBM sejumlah 41 juta kl per tahun yang terdiri dari, premium 12 juta kl, solar 18,3 juta kl, kerosene 7 juta kl, dan avtur 3,3 juta kl.
 
Sementara itu kebutuhan nasional saat ini telah mencapai 56 juta kl per tahun dan terus meningkat dengan laju konsumsi rata-rata 4 persen per tahun.  Dengan tingkat kebutuhan nasional itu, produksi premium dari kilang pertamina hanya dapat memenuhi kebutuhan sebesar 54 persen, solar sebesar 86 persen sedangkan Avtur dapat dipenuhi 100 persen, dan adanya excess kerosene yang sedang diupayakan dikonversi menjadi produk avtur.

“Telah kita sadari bersama, bahwa peran kilang sebagai salah satu mata rantai bisnis hilir Pertamina adalah sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan
Lebih dari itu, kilang Pertamina juga memiliki peran yang sangat vital bagi ketahanan energi nasional,” jelas Karen.

Karena itu, menurut Karen, kebutuhan kilang baru sangat mendesak

BACA JUGA: Akhir Tahun , Kebutuhan Uang Capai Rp 48 T

Pertamina terus berupaya untuk memperbaiki bisnis kilang untuk meningkatkan margin
Salah satunya adalah dengan membangun Resid Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Refinery Unit IV Cilacap untuk meningkatkan margin

BACA JUGA: Akhir Tahun, Kebutuhan Uang Capai Rp 48 T


Selain itu, Pertamina berencana untuk membangun berbagai kilang, salah satunya kilang di Tuban yang bekerjasama dengan Saudi Aramco

“Dengan berbagai proyek tersebut, maka diharapkan akan mampu menambah produksi BBM Pertamina dari 41 juta kiloliter menjadi 66 juta kiloliter,” kata Karen.

Untuk pembangunan RFCC sendiri akan memakan waktu konstruksi 36 bulan dan selesai pada kuartal IV 2014, namun Pertamina bertekad mempercepat pembangunan dan dicanangkan akan mulai beroperasi pada kuartal III pada 2014.

Kilang Cilacap merupakan kilang terbesar yang dimiliki Pertamina dengan kapasitas total 348 ribu per hari atau 35 persen dari total produksi BBM PertaminaKilang Cilacap terdiri dari dua Fuel Oil Complex (FOC)FOC pertama selesai pada 1974 dan FOC II selesai pada 1981

Kedepan berharap dengan beroperasinya proyek-proyek di antaranya, Proyek Langit Biru Cilacap, Pusat Terminal Minyak Mentah Lawe-Lawe Kapasitas 1 juta kl, Proyek Refurbishment RU III Plaju dan Proyek Kilang Baru Balongan II (JV KPI) dan Proyek Kilang Baru Jawa Timur (JV Saudi Aramco), Pertamina akan mampu menambah produksi BBM yang sebelumnya 41 juta kl per tahun menjadi 66,7 juta kl per tahun(lum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Market Sukuk Infrastruktur Seksi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler