jpnn.com, JAKARTA - Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero) Muchamad Iskandar mengatakan, saat ini level stok rata-rata mencapai 26 hari.
Jika memungkinkan, tahun depan perseroan pelat merah itu siap meningkatkan level stok hingga 30 hari.
BACA JUGA: BBM Satu Harga Tambah 14 Lokasi
”Namun, kami juga mengikuti permintaan. Jika permintaannya belum tumbuh cepat, level stoknya belum sampai akan naik hingga 30 hari. Hanya, secara fasilitas, kami siap,” katanya, Minggu (15/10).
Saat ini, kapasitas total kilang Pertamina mencapai 1,046 juta barel. Angka tersebut berasal dari enam kilang.
BACA JUGA: Pertamina Kucurkan Dana Rp 110 Miliar untuk Petani
Yakni, UP II Dumai, UP III Plaju, UP IV Cilacap, UP V Balikpapan, UP VI Balongan, dan UP VII Kasim.
Penjualan gasoline Pertamina per hari mencapai 80 ribu kiloliter. Penjualan solar mencapai 60 ribu kiloliter.
BACA JUGA: Jangan Lagi ada Pipa Pertagas yang Dijebol Swasta!
Perinciannya, solar public service obligation (PSO) mencapai 40 ribu kiloliter dan solar non PSO 20 ribu kiloliter.
Pembangunan kilang minyak baru (new grassroots refinery/NGRR), antara lain, ada di Tuban dan Bontang.
NGRR Tuban yang beroperasi tahun depan berkapasitas 100 ribu kiloliter per hari.
Lalu, ada kilang Tanjung Uban di Riau dengan kapasitas dua kali 20 ribu kiloliter (40 ribu kiloliter).
Kilang di Wayame, Maluku, memiliki kapasitas sekitar sepuluh ribu kiloliter per hari dan kilang di Bali lima ribu kiloliter per hari.
”Selain itu, masih ada beberapa kilang di daerah yang akan beroperasi. Ada yang kecil dan ada yang besar,” ujarnya.
Sebenarnya, Pertamina memiliki rencana untuk mengekspor solar.
Namun, meningkatnya aktivitas di sektor pertambangan membuat permintaan solar meningkat. Rencana ekspor Pertamina pun batal.
Stok Pertamina saat ini rata-rata akan habis dalam jangka waktu 22 hari.
”Kemarin kapasitas kilang sempat hampir meluber sehingga ada wacana untuk ekspor. Tetapi, tidak jadi lantaran penyerapan dalam negeri meningkat,” jelasnya. (vir/c10/fal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelni Belanja BBM Rp 1,7 Triliun per Tahun
Redaktur & Reporter : Ragil