Pertamina Targetkan Portofolio Energi Hijau 17 Persen Pada 2030, Begini Langkahnya...

Selasa, 13 Juli 2021 – 11:31 WIB
Pertamina targetkan portofolio energi hijau. Ilustrasi Panel Surya: Pertamina

jpnn.com, JAKARTA - Pertamina menargetkan portofolio energi hijau sebesar 17 persen dari keseluruhan bisnis energinya pada 2030.

CEO Pertamina NRE, Dannif Danusaputro menyatakan hal itu ditujukan untuk mewujudkan transisi energi.

BACA JUGA: Bupati Indramayu Apresiasi Pelaksanaan Vaksinasi Tahap 2 di Pertamina RU VI Balongan

Danif membeberkan pada 2019 portfolio energi hijau Pertamina mencapai 9,2 persen.

BUMN energi itu kemudian berupaya meningkatkan portfolio energi hijaunya hingga 17 persen pada 2030.

BACA JUGA: Pertamina Gandeng Blibli Hadirkan Pembinaan Langsung dari Praktisi E-Commerce

Adapun di dalamnya termasuk dalam portofolio tersebut antara lain geothermal, hydrogen, electric vehicle (EV) battery, dan energy storage system (ESS), gasifikasi, bioenergy, green refinery, circular carbon economy, serta EBT.

"Hal itu seiring dengan target pemerintah untuk mencapai target bauran energi baru terbarukan sebesar 23 persen pada 2025," beber Dannif dalam acara Indonesia Clean Energy Conference pada Jumat (9/7) yang diselenggarakan secara virtual oleh Petromindo.

BACA JUGA: Pertamina Tegaskan tidak Ada Penutupan SPBU di Kalbar

Menurut Dannif, sebagian besar portfolio tersebut dikelola oleh Pertamina NRE sebagai sub-holding Pertamina yang fokus pada pengembangan EBT.

"Dekarbonisasi ialah salah satu sasaran dari pengembangan EBT di Pertamina untuk mendukung komitmen pemerintah menekan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada 2030,” ungkapnya.

Sementara itu Pertamina NRE sendiri memiliki aspirasi untuk menjadi Indonesia Green Energy Champion pada 2026 dengan kapasitas terpasang sebesar 10 GW, yang dikontribusikan dari gas to power sebesar 6 GW, energi terbarukan 3 GW, dan pengembangan energi baru sebesar 1 GW.

Pertamina NRE menyasar pun menyasar pada captive market wilayah operasi Pertamina, maupun di luar itu, termasuk ekspansi ke pasar luar negeri.

"Selain itu upaya yang juga dilakukan adalah pengembangan secara anorganik," katanya.

Dannif menjelaskan saat ini proyek EBT yang telah dioperasikan Pertamina NRE antara lain PLTS Badak dengan kapasitas sebesar 4 MW, PLTBg Sei Mangkei berkapasitas 2,4 MW, O&M PLTBg Kwala Sawit dan Pagar Merbau berkapasitas 2x1 MW, dan PLTS di sejumlah SPBU Pertamina dengan total kapasitas 260 KW.

Sedangkan proyek yang sedang berjalan antara lain PLTGU Jawa-1 dengan kapasitas 1,8 GW, PLTS Sei Mangkei sebesar 2 MW, PLTS RU Dumai berkapasitas 2 MW, dan PLTS RU Cilacap dengan kapasitas sebesar 2 MW.

Kemudian, lanjutnya, transisi energi di Pertamina menyasar dua hal, yaitu dekarbonisasi dan efisiensi.

"Untuk captive market Pertamina sendiri potensinya sangat besar dan sebagian besar masih berbasis energi fosil yang kami diberikan mandat untuk melakukan transisi energi melalui halaman sendiri. Selain itu, dalam waktu dekat kami juga akan mengerjakan proyek pemasangan PLTS di 1.000 SPBU Pertamina,” lanjut Dannif.

Pertamina NRE saat ini menjajakininisiatif pengembangan energi baru antara lain blue hydrogen dan green hydrogen. Beberapa waktu lalu juga Pertamina NRE menandatangani nota kesepahaman dan joint study agreement (JSA) dengan sejumlah perusahaan Jepang, LEMIGAS, dan ITB untuk pengembangan teknologi carbon capture, utilization, and storage (CCUS) di lapangan Gundih dan Sukowati.

Pertamina juga menjadi salah satu pemegang saham Indonesia Battery Corporation (IBC), holding BUMN yang dibentuk untuk mengelola industri baterai dari hulu ke hilir.

"BUMN lain pemegang saham IBC antara lain MIND ID, PT AnekaTambang, Tbk., dan PT PLN," ujar Dannif. (jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Pertamina   EBT   BUMN   Energi Hijau  

Terpopuler