jpnn.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) meneruskan jejak percepatan energi terbarukan di Kampung Keberagaman Merbabu Asih, Kota Cirebon, Jawa Barat.
Sebagai Kampung Proklim (Program Kampung Iklim), masyarakat Kampung Keberagaman Merbabu Asih, RW 08, Kelurahan Larangan, Kota Cirebon, telah memanfaatkan energi terbarukan dalam kegiatan perekonomian dan lingkungan warga sekitar.
BACA JUGA: Pertamina Hulu Energi Gelar CID Upstream Award 2023
Manfaat ini dirasakan melalui instalasi energi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), yang merupakan bagian dari program Desa Energi Berdikari (DEB) PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).
Panel surya ini telah mendukung beragam kegiatan perekonomian masyarakat Kampung Keberagaman, seperti kegiatan membatik ProKlim, pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), budidaya hidroponik, dan pembuatan biopori dan zona oksigen, serta bank sampah.
BACA JUGA: Sinergi dengan Kejaksaan dan BPN, Pertamina Berhasil Pulihkan Aset Tanah di Jatim
Head Communication, Relation, & CID Zona 5 PHE ONWJ Subholding Upstream Pertamina Regional Jawa R. Ery Ridwan mengatakan manfaat yang dirasakan ini sejalan dengan komitmen Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan.
“Kampung Keberagaman memiliki potensi besar yang dapat dikembangkan, khususnya dari hal kebutuhan energi," ujar Ery.
BACA JUGA: Digitalisasi Pertamina Bakal Meningkatkan Efisiensi, Kinerja dan Daya Saing
Karena itu, lanjut dia, pemasangan panel surya ini dilakukan.
Selain itu, memenuhi kebutuhan energi, hal ini juga dapat terus mempercepat transisi energi terbarukan, hingga menciptakan kemandirian energi dan ekonomi masyarakat sekitar.
Pembangkit listrik tenaga surya ini memiliki kapasitas 3,72 kWp yang memiliki baterai lithium sebesar 5 kWh mampu mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) sebesar 4.800 kgCO2eq/tahun.
Tak hanya itu, energi terbarukan ini juga mampu menghemat sebanyak Rp 7,8 Juta per tahun untuk biaya listrik masyarakat lokal.
Ketua RW 08 Merbabu Asih Agus Supriono mengatakan bahwa dengan energi terbarukan ini telah membuka wawasan mereka terhadap kebutuhan energi yang ramah lingkungan.
“Panel surya dari Pertamina dapat membuka wawasan kami akan halnya sumber energi lokal yang ada. Selain dapat menjalankan aktivitas perekonomian yang lebih efektif, kami pun juga dapat berkontribusi lebih lanjut dalam menjaga lingkungan,” terang Agus.
Sejak 2019, program Desa Energi Berdikari telah menghasilkan manfaat 170,8 kWp energi Pembangkit Listrik Tenaga Surya, 605.000 m3/tahun energi biogas dan gas metana, 8 kW energi micro0phydro.
Kemudian 6.500 liter energi biodiesel per tahun, serta 16,5 kWp energi hibrida Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Angin, serta berdampak pengurangan emisi karbon sebesar 565.928 tonCO2eq/tahun.
Desa Energi Berdikari juga turut berperan dalam pemenuhan kebutuhan energi masyarakat serta memberikan dampak perekonomian bagi 3.021 Kepala Keluarga (KK) dengan total multiplier effect sebesar manfaat Rp1,8 miliar per tahun.
Harapannya melalui program Desa Energi Berdikari Pertamina, masyarakat dapat mengembangkan potensi ekonominya dengan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat.
Selain itu, pengembangan produk UMKM yang dihasilkan sampai dengan pemberian edukasi terkait pemanfaatan dan perawatan fasilitas energi terbarukan.
Selain menjadi aksi nyata dalam mendukung implementasi ESG Perusahaan, Program DEB Pertamina juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yaitu SDGs Tujuan 7 (Energi Bersih dan Terjangkau), Tujuan 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), dan Tujuan 13 (Penanganan Perubahan Iklim), serta mendukung upaya pemerintah dalam mencapai Net Zero Emission di tahun 2060. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi