Salah satu debat hangat pada acara Konvensi Nasional Hortikultur Australia adalah apakah pertanian organik hanyalah tren sesaat, atau justru menjadi masa depan pertanian. Konvensi nasional tersebut digelar akhir pekan lalu, (27-28/6/2015) di Gold Coast, Queensland.
Kritik paling tajam soal pertanian organik hanyalah satu, yakni harganya terlalu mahal.
BACA JUGA: Diperlakukan Buruk, Pengungsi di Nauru Ingin Bunuh Diri Bersama
"Yang menghalangi orang-orang mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran yang segar adalah harganya, produk organik malah lebih mahal lagi," jelas Dr Ian Musgrave, dosen senior di University of Adelaide.
Tapi pernyataan ini dibantah oleh Katie Finlay, seorang petani buah organik asal negara bagian Victoria.
BACA JUGA: Aturan Donasi Politik di Australia Perlu Direformasi
"Kalau mereka membeli sesuai musimnya langsung dari petani, harganya bisa sama atau bahkan lebih murah daripada harga produk organik yang ditawarkan di supermarket, karenanya harus lihat-lihat," jelas Katie. Produk pertanian organik menjadi pembahasan menarik dalam konvensi nasional hortikultur di Australia. Foto: ABC News.
Tak hanya itu, Katie pun menjelaskan sering kali produk organik dianggap memiliki ukuran lebih kecil dan tidak semenarik produk sayur atau buah-buahan kebanyakan.
BACA JUGA: Dua Napi di Queensland Menyerahkan Diri Setelah Kabur 3 Jam
"Saya rasa kita tidak perlu mempermasalahkan seperti apa bentuknya, sebaliknya kita harus peduli dan khawatir dengan kandungan yang berada di produk-produk yang terlihat menarik," jelasnya.
Dari pengalaman Katie sebagai pelaku di industri pertanian organik, untuk menjadi petani buah organik bersertifikat membutuhkan proses yang lama dan membutuhkan cukup banyak uang. Karena alasan inilah tidak banyak petani yang hanya ingin memfokuskan pada produk pertanian.
Tetapi menurut Katie, biaya untuk mendapatkan sertifikasi ini bisa turun, justru jika lebih banyak petani yang ingin bergabung.
"Pertanian organik masih menjadi industri yang relatif muda di Australia, jadi masalahnya akan terselesaikan sendiri jika lebih banyak petani yang berpindah menjadi pelaku pertanian organik," kata Katie.
"Biaya awal kita lebih rendah, memang ada biaya sertifikasi, tetapi lebih rendah dari yang dibayangkan orang-orang," jelas Katie. Menurutnya juga sudah ada beberapa lembaga sertifikasi yang menawarkan biaya lebih murah agar bisa sesuai kebutuhan para petani berskala kecil.
Sementara itu Dr Musgrave menjelaskan masalah lain yang kerap disalahpahami, yakni penggunaan bahan kimia.
"Saat disebut tidak mengandung bahan kimia, peternak organik justru sebenarnya menggunakan bahan kimia, tetapi bukan bahan kimia sintetis," jelasnya.
Dalam perdebatan soal pertanian organik pun dibahas bagaimana industri ini telah mengalami demand atau permintaan yang terus meningkat. Di sisi lain, tidak banyak pemasok yang dapat memenuhi permintaan ini.
"Saya rasa petani harus mendengar apa yang diinginkan konsumen, dan konsumen harus lantang mengatakan kalau mereka ingin produk organik," tegas Katie.
Dr Musgrave pun mengaku melihat masa depan yang cemerlang dari pertanian organik, karena semakin banyak penggemar produk-produk yang berlabelkan "Organik".
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Australia Tolak Bantu Keluarga Anggota ISIS Khaled Sharrouf