jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kembali membahas isu penting dipertemuan kedua Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (EDM-CSWG) negara-negara anggota G20.
Adapun pembahasan itu merupakan aksi adaptasi perubahan iklim hingga pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK).
BACA JUGA: Dirjen Gakkum KLHK Beri Peringatan Keras Buat Perusak Hutan dan Lingkungan Hidup
Direktur Jenderal (Dirjen) Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Laksmi Dhenwanthi mengatakan ada tiga hal yang dibahas mengenai pengendalian iklim secara berkelanjutan.
"Pertama, bagaimana peran co-benefit antara aksi mitigasi dan aksi adaptasi untuk bisa menyiapkan suatu kondisi atau komunitas yang punya ketahanan iklim," ujar Laksmi dalam konferensi pers hasil pertemuan kedua G20 EDM-CSWG di Jakarta, Selasa (21/6).
BACA JUGA: KLHK Ajak Delegasi G20 EDM-CSWG Nikmati Jakarta dengan Bersepeda Santai di Car Free Day
Kemudian, isu kedua di bidang pengendalian iklim secara berkelanjutan juga dibahas pada hari terakhir, yakni bagaimana memperkuat aksi dan kerja sama kemitraan khusus untuk inisiatif pengelolaan laut yang berkelanjutan.
Isu ketiga, bagaimana mendorong dan mempercepat implementasi dari nationally determined contribution (NDC) dengan pendekatan atau transisi yang berkelanjutan menuju kondisi yang lebih rendah karbon dan berketahanan iklim.
BACA JUGA: KLHK Adakan Bike To Work, Sebelum Bahas Hal Penting Bersama Delegasi EDM-CSWG
Lebih lanjut, dalam dokumen NDC atau komitmen setiap negara pihak terhadap persetujuan Paris, Indonesia menargetkan pengurangan emisi GRK sebesar 29 persen secara mandiri dan 41 persen dengan dukungan internasional pada 2030. (mcr28/jpnn)
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Wenti Ayu Apsari