jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia Ari Junaedi meyakini pertemuan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Joko Widodo bukan untuk membahas Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Ari memprediksi pertemuan keduanya membicarakan masalah yang sedang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, yakni pandemi Virus Corona (COVID-19).
BACA JUGA: Mega Pasang Badan Buat Jokowi, Ari Singgung Umpatan Sarkasme
"Saya menduga pertemuan antara Presiden Jokowi dgn Ibu Megawati Soekarnoputeri terkait dengan persoalan penanganan pandemi," ujar Ari dalam keterangannya, Kamis (19/8).
Menurut pembimbing program doktoral di pasca sarjana Universitas Padjajaran ini, pertemuan Mega dengan Jokowi sebenarnya kerap terjadi.
BACA JUGA: Pasien COVID-19 Jangan Konsumsi Makanan Mengandung Lemak Berlebih
Hanya saja jarang diketahui kalayak ramai.
"Saya pahan betul dengan gesture Megawati karena lama mendampingi beliau. Saya pastikan tidak ada pembicaraan terkait suksesi Pilpres 2024. Ibaratnya Belanda masih jauh," ucapnya.
BACA JUGA: Masih Tidak Percaya COVID-19? Mungkin Anda Masuk Golongan ini
Menurut Ari, hal tersebut bisa dibaca dari pernyataan Mega usai bertemu dengan Jokowi.
Mega menyampaikan keprihatinannya terkait masih ada pihak-pihak yang menyudutkan Presiden Jokowi dalam penanganan pandemi.
"Pandemi adalah persoalan dunia, tidak ada satu pun negara yang kebal dengan wabah corona termasuk AS sekalipun yang dinobatkan sebagai negara adidaya. Justru Megawati menyatakan dukungannya kepada Jokowi untuk tetap istikamah dalam perjuangan menangani pandemi Covid-19," katanya.
Sebelumnya dalam sebuah media online nasional disebut Istana membenarkan adanya pertemuan Presiden Jokowi dengan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
Deputi Bidang Protokol, Pers dan Medis Sekretariat Presiden, Bey Machmuddin mengatakan pertemuan keduanya dalam rangka acara purna pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka).(gir/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Ken Girsang