Ekspor Pertanian Penyelamat Ekonomi di Masa Pandemi

Kamis, 19 Agustus 2021 – 17:34 WIB
Ilustrasi - Pertanian hidroponik dipamerkan di ajang Bogor Berkebun di Balai Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/12). Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI) Riyanto menyebut pertumbuhan ekspor hasil pertanian merupakan penyelamat ekonomi di masa pandemi COVID-19.

Ekspor hasil pertanian selama Januari-Juli 2021 mencapai 8,72 persen (YonY) atau sebesar USD 2,24 miliar.

BACA JUGA: Mega Pasang Badan Buat Jokowi, Ari Singgung Umpatan Sarkasme

"Pertanian selalu menjadi penyelamat dalam kondisi apa pun yang kita hadapi saat ini. Termasuk dalam kondisi pandemi yang masih berlangsung," ujar Riyanto dalam keterangannya dipublikasikan Kamis (19/8).

Menurut Riyanto, pertumbuhan hasil pertanian terjadi karena kolaborasi apik yang dibangun antara petani, eksportir dan pemerintah berjalan dengan sangat baik.

BACA JUGA: Pertemuan Mega-Jokowi Bahas Pilpres 2024? Ari Bilang Begini

Terlebih dalam urusan permodalan usaha yang digenjot melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian.

"Kolaborasi ini sangat bagus karena ada sinergi kuat antarsemua pihak, khususnya dalam membangun sektor pertanian. Apalagi kemarin saya lihat pemerintah baru saja menggelar kegiatan merdeka ekspor," katanya.

BACA JUGA: Pasien COVID-19 Jangan Konsumsi Makanan Mengandung Lemak Berlebih

Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya merilis perkembangan ekspor Indonesia pada periode Juli 2021.

Nilai ekspor pertanian periode Januari-Juli 2021 mengalami pertumbuhan positif, yakni 8,72 persen (YonY).

Kenaikan terjadi karena ekspor tanaman obat, aromatik, dan rempah-rempah mengalami peningkatan.

Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Juli 2021 mencapai USD 120,57 miliar atau naik 33,94 persen dibanding periode yang sama tahun 2020.

Lebih dari itu, ekspor nonmigas menyumbang 94,35 persen dari total keseluruhan ekspor periode Januari-Juli 2021.

Di sisi lain, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan pada Januari-Juli juga mengalami kenaikan yang cukup tajam, yaitu sebesar 31,36 persen.

Kontribusi terbesar pada periode ini disumbang oleh komoditas lemak dan minyak hewan/nabati senilai USD 16,59 Miliar.

Kepala Biro Humas dan informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga Andri mengatakan pemerintah terus berupaya mendorong akselerasi ekspor pertanian untuk membantu proses pemulihan ekonomi nasional.

"Seperti yang sudah diungkapkan Pak Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo), peningkatan ekspor pertanian memiliki peran penting dalam mengentaskan kemiskinan, terutama kalangan petani."

"Untuk itu, kami siap menggelar karpet merah untuk eksportir sehingga ekspor pertanian bisa terus meningkat," katanya.

Kuntoro juga mengatakan peningkatan signifikan pada ekspor industri pengolahan juga menjadi catatan khusus bagi jajaran Kementan untuk terus mendorong hilirisasi hasil produksi pertanian.

"Ke depan, sesuai perintah Presiden Jokowi dan arahan Menteri Pertanian, kita akan terus memperkuat industri hilirisasi pertanian," pungkas Kuntoro.(gir/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler