Perubahan Iklim, AFFA Gencarkan Peralihan ke Pola Makan Berbasis Nabati

Senin, 02 Oktober 2023 – 11:52 WIB
Di tengah Kampanye Jeda Iklim Global, NGO juga ikut menyoroti peran pilihan pangan dalam memitigasi perubahan iklim. Foto dok. AFFA

jpnn.com, JAKARTA - Di tengah Kampanye Jeda Iklim Global, NGO juga ikut menyoroti peran pilihan pangan dalam memitigasi perubahan iklim.

Sekitar 57% emisi gas rumah kaca berasal dari sistem pangan -satu penyumbang besar terhadap perubahan iklim. Padahal,  produk hewani hanya mewakili 37% jumlah protein serta 18% kalori yang dikonsumsi di seluruh dunia. 

BACA JUGA: Pakar Lingkungan: PLTA Solusi Atasi Perubahan Iklim

“Kita dihadapkan pada kenyataan yang mendesak, angka yang mengkhawatirkan ini menunjukkan bahwa perlunya perubahan dalam sistem pangan kita saat ini,” ungkap Manajer Kebijakan Pangan Act for Farmed Animals (AFFA) Among Prakosa dalam keterangannya, Senin (2/10).

AFFA merupakan koalisi organisasi perlindungan hewan Animal Friends Jogja dan Sinergia Animal, yang bekerja untuk mempromosikan pilihan pangan lebih sehat dan berkelanjutan di negara-negara bagian Selatan, termasuk Indonesia.

BACA JUGA: AFFA Minta Penjualan Telur Ayam Kandang Baterai Dihentikan, Ini Alasannya

Menurut laporan yang diterbitkan Komisi EAT-Lancet, sistem pangan yang sesuai dengan tujuan lingkungan dan gizi idealnya terdiri dari dari mayoritas makanan yang berbasis nabati. 

Among mengatakan peralihan ke pola makan yang lebih berbasis nabati dapat mengurangi dampak lingkungan dari sistem produksi pangan sekaligus mendorong peningkatan gizi.

BACA JUGA: Dorong Inovasi Penanganan Perubahan Iklim Lewat Diskusi Panel IFCS 2023

"Hal tersebut mampu memainkan peran penting dalam memitigasi tantangan lingkungan dan meningkatkan kesehatan global,” tambah Among.

Memitigasi perubahan iklim melalui perubahan pola makan Panel Antarpemerintah mengenai Perubahan Iklim (IPCC) Perserikatan Bangsa Bangsa, menggarisbawahi bahwa perubahan pola makan menjadi perihal yang penting untuk mengurangi dampak emisi yang berbahaya. 

Pilihan pola makan, dengan berbasis nabati dipandang sebagai cara yang signifikan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca terkait dengan industri peternakan. 

Laporan IPCC mengadvokasi perubahan sistemik, dengan menggabungkan kebijakan publik dan pilihan individu, untuk mendorong penerapan pola makan nabati yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

 “Mengurangi ketergantungan kita pada produk hewani adalah salah satu cara paling signifikan yang dapat kita lakukan untuk berkontribusi terhadap masa depan planet kita," ucapnya.

Dia melanjutkan dimulai dari perubahan di institusi kita, misalnya, dapat menjadi dasar bagi transformasi sistem pangan kita. Di Indonesia, program Nutrisi Esok Hari membantu lembaga swasta dan publik untuk mengurangi konsumsi daging dan meningkatkan kesadaran tentang dampak pilihan makanan di kalangan siswa, guru, juru masak, serta stakeholder lainya. 

Hal ini kata Among, dilakukan dengan memberikan pelatihan dengan ahli gizi dan chef profesional secara gratis. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler