jpnn.com, JAKARTA - Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (Div TIK) Polri meluncurkan logo baru berwarna dasar hitam dan putih dengan gambar bola dunia berupa bit digital.
Kepala Divisi TIK Polri Irjen Slamet Uliandi menjelaskan logo ini menjadi penegasan pembangunan arsitektur TIK Polri dengan pilihan teknologi terintegrasi.
BACA JUGA: Pendeta Saifudin Ibrahim Masih Hirup Udara Bebas, PA 212 Desak Polri Lakukan Ini
"Perubahan lingkungan strategis di tingkat global, regional, hingga domestik mendorong Polri menerapkan konsep incorporated atau ketergabungan. Implementasinya dimulai dari pilihan teknologi yang mampu menjawab tantangan yang semakin dinamis," katanya di Jakarta, Rabu (23/3).
Irjen Slamet Uliandi dalam acara penutupan Rapat Kerja Teknis (Rakernis) TIK Polri menyatakan bahwa agenda besar Div TIK merupakan implementasi dari program transformasi kepemimpinan Kapolri Jenedral Listyo Sigit Prabowo.
BACA JUGA: Di Depan Jokowi dan Kapolri, Cipayung Plus Dukung soal IKN hingga Stabilitas Bahan Pokok
Dalam Rapim TNI Polri yang dihelat pada 2 Maret 2022, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut kedua institusi ini harus menguasai teknologi blockchain dan artificial intelligence.
"Fondasi dasar dalam transformasi digital Polri mau tidak mau harus diawali dengan pilihan teknologi, yang memang teknologi ini adaptif terhadap berbagai dinamika lingkungan strategis. Itu yang diharapkan Presiden dan Kapolri, agar mengarah pada blockchain dan artificial intelligence," katanya.
BACA JUGA: Peringatan Keras Kapolri Kepada Mafia Minyak Goreng: Pasti Kami Kejar
Irjen Slamet dalam acara yang diikuti oleh segenap Kepala Bidang TIK dari 34 polda jajaran itu menuturkan bahwa konsep incorporated sudah umum diterapkan di dunia bisnis.
Hal itu kemudian mendorong banyak perusahaan berinvestasi pada sektor teknologi secara besar-besaran. Tren itulah, kata Slamet, yang membuat Revolusi Industri 4.0 lebih cepat terealisasi dari yang diperkirakan sebelumnya.
"Adaptasi incorporated itu suatu keniscayaan, karena akan berdampak pada pelayanan Polri yang makin berorientasi mendekatkan dengan masyarakat. Tidak ada ceritanya jika pemerintahan-kepolisian kalah dalam melayani masyarakat, dibanding sektor swasta melayani konsumennya," katanya.
Jenderal bintang dua itu menambahkan pilihan teknologi dan integrasi data kepolisian di bawah Div TIK Polri ini dilandasi Peraturan Kepala Kepolisian RI (Perpol) yang rencananya akan diterbitkan pada akhir Maret.
TIK Polri selama ini masih terdesentralisasi yang menunjukkan masih tergelarnya teknologi lama, yang memang belum menyesuaikan dengan teknologi masa depan. Implementasi Div TIK Polri dalam pilihan teknologi terbaru telah direalisasikan dalam pergelaran 91 Command Center di Bali.
Pergelaran itu merupakan daya dukung Pilri dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat menuju penyelenggaraan Presidensi G20 pada Oktober mendatang.
Pusat informasi ini menerapkan teknologi seperti koneksi 1.400 titik CCTV yang memiliki kemampuan analytics face recognation, crowd analytics and vehicle, body worn device yang melekat pada setiap anggota yang bertugas, drone dan anti drone monitoring, pendeteksi gempa bumi dan prakiraan cuaca yang terintegrasi dengan BMKG, BNPB, dan Jasa Marga.
“(Pergelaran) 91 CC-ITDC dikunjungi oleh delegasi UNDRR sebanyak 19 orang untuk mengecek kesiapan kita dalam rangka Konfrensi GPDRR pada Mei 2022," jelasnya.
Slamet juga menyebut Div TIK tengah membangun Super-Apps Polri Presisi yang rencananya akan diluncurkan pada Juli. Saat ini juga terus direalisasikan pemenuhan layanan seperti GPS Patroli Polri, Call Center 110, dan Sub Monitoring Center yang dapat memonitor target yang sudah terpetakan.
"Semangat baru ini membawa Div TIK Polri mengedepankan tagline 'Mengabdi dengan Integrasi - Melayani dengan Teknologi' yang menjelaskan seluruh penyelenggaraan TIK Polri di berbagai jajaran Polri diselenggarakan oleh Div TIK," pungkasnya. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy