jpnn.com, JAKARTA - Peruri membagikan kiat-kiat sukses perjalanan transformasi bisnisnya dalam acara CNBC Indonesia Tech Conference 2023 bertema 'Collaboration for Innovation' di Jakarta.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertugas mencetak uang dan dokumen berharga ini tercatat telah melakukan transformasi digital setidaknya sejak lima tahun terakhir.
BACA JUGA: Peruri Perkuat Teknologi Percetakan Uang dan Fitur Keamanannya
Direktur Utama Peruri Dwina Septiani Wijaya menjelaskan proses transformasi digital di Peruri ditandai dengan era pembayaran nontunai atau cashless.
"Sebelumnya, Peruri, kan, bisnis penugasan, ada dari Bank Indonesia, Ditjen Pajak, Ditjen Bea Cukai, Ditjen Imigrasi dan BPN. Namun, saat Peruri masuk era digital, kami memiliki lebih dari 700 customer baru,” ungkap Dwina, dalam keterangannya, Sabtu (26/8).
BACA JUGA: Peruri Ajak Masyarakat Mengenali Nilai Positif Uang Rupiah
Dwina menuturkan transformasi digital yang dilakukan Peruri bukan semata untuk bertahan dan mengikuti perkembangan zaman.
Setelah masuk ke era digital, fokus bisnis Peruri mengalami pergeseran dan mulai menawarkan solusi mengenai produk penjaminan keaslian dan autentikasi.
BACA JUGA: Eksplorasi Keunggulan Bisnis Brand Protection, Peruri Gelar Technology Forum
Menurut Dwina, transformasi digital ini dilakukan dengan memanfaatkan bisnis yang belum dimiliki.
“Pertama, kami harus tahu value proportion perusahaan. Semua orang tahu bahwa Peruri perusahaan cetak uang. Saat ini kami bukan pindah bisnis, hanya menjalani kompetensi yang relevan dengan era baru," jelasnya.
Lebih lanjut, Dwina menyebut transformasi digital turut menciptakan peluang baru sekaligus tantangan bagi korporasi.
Dengan upaya ini, akan ada efisiensi dalam operasional bisnis, di sisi lain ada bisnis yang turut terdampak karena tak mampu melakukan adaptasi.
"Ke depan, Presiden Joko Widodo telah menyetujui usulan terkait Peruri yang ditunjuk sebagai Govtech Indonesia," tuturnya. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh