jpnn.com, JAKARTA - Chief Operating Officer (COO) Mekari, Anthony Kosasih mengatakan semester I 2023 menjadi realisasi penguatan ekonomi Indonesia yang sudah diprediksi sejak akhir tahun lalu.
“Banyak hal krusial terjadi di semester pertama, mulai dari pencabutan status pandemi COVID-19 hingga laju stabil pertumbuhan ekonomi. Pergerakan indikator-indikator ekonomi, sosial, dan politik tersebut berpengaruh besar pada arah bisnis di paruh kedua, sehingga perusahaan perlu menyesuaikan strategi jika perlu agar bisa mengoptimalkan kesempatan pasar yang bermunculan,” kata Anthony.
BACA JUGA: Mekari Sign Meluncurkan Tanda Tangan Digital dan e-Meterai Resmi
Untuk mengejar pertumbuhan optimal, perusahaan harus melakukan tinjauan bisnis tengah tahun yang tidak saja melihat indikator umum seperti laba rugi, namun juga indikator yang terkadang luput dari perhatian meskipun sama-sama berpengaruh pada kelancaran bisnis.
“Kejelian perusahaan dalam melihat kontribusi setiap elemen pada keseluruhan bisnis akan membantu perusahaan untuk mengatur strategi dengan presisi,” ujar Anthony.
BACA JUGA: Rayakan HUT ke-78 RI, Ford Hadirkan Program Servis Merdeka 2023
Dia menambahkan ada enam indikator lainnya yang perlu ditelaah perusahaan saat meninjau kinerja pertengahan semester.
Perubahan kebijakan yang akan terus terjadi sepanjang tahun menuntut kesiapan perusahaan untuk memperbarui perhitungan laporan keuangan agar pembukuan perusahaan selalu akurat dan sesuai aturan yang berlaku.
BACA JUGA: Hadir di Akad KPR Massal BTN, Erick Thohir Berpesan Begini untuk Generasi Milenial
“Di sini, perusahaan yang menggunakan software akuntansi berbasis awan akan merasakan kemudahan lebih jika dibanding perusahaan yang melakukan akuntansi secara manual karena software berbasis awan akan secara otomatis memperbarui semua formula pembukuan begitu ada kebijakan baru,” terang Anthony.
Pertimbangkan sumber permodalan baru suntikan modal segar akan sangat berpengaruh pada kemampuan perusahaan untuk mencapai potensi pertumbuhan yang tinggi.
Saat meninjau kinerja semester pertama, perusahaan sebaiknya mempertimbangkan perlunya menambah modal untuk semester berikutnya, serta mengeksplorasi sumber-sumber modal alternatif dan terpercaya yang kini tersedia di pasar.
“Pertumbuhan pasar yang positif telah memperbanyak jumlah penyedia layanan solusi keuangan bagi bisnis. Bahkan, saat ini sudah ada platform berbasis teknologi yang memfasilitasi perusahaan untuk untuk menggunakan invoice sebagai jaminan untuk mendapatkan pinjaman, atau yang dikenal sebagai invoice financing,” terang Anthony.
Perusahaan harus mulai menyiapkan diri untuk mengadopsi teknologi masa depan, yaitu kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), yang akan merambah ke berbagai industri.
Bukan saja sebatas peningkatan infrastruktur IT dan perangkat lunak, perusahaan juga harus mendorong mindset dan kemampuan di semua tim, mulai dari HR hingga akuntansi dan legal, bahwa penguasaan AI akan memperlancar pekerjaan.
“Perusahaan yang ingin menerapkan teknologi AI dengan mudah dan cepat bisa berkolaborasi dengan penyedia solusi digital yang sudah piawai dalam membantu bisnis mengintegrasi AI ke ekosistem teknologi perusahaan,” lanjut Anthony.
Perusahaan membutuhkan tim yang solid untuk menghadapi tantangan baru di pasar. Selain itu, perusahaan harus mengembangkan kemampuan karyawan yang ada, atau talent development, untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki talenta-talenta yang dapat mendukung arah bisnis.
“Sejalan dengan ini, perusahaan sebaiknya menghadirkan program-program baru terkait peningkatan kesejahteraan dan karir agar karyawan semakin termotivasi mencapai target,” sebut Anthony.
Memiliki mitra dan jejaring bisnis yang dapat diandalkan akan membantu perusahaan untuk mencapai tujuan.
Karena itu, perusahaan perlu mengevaluasi apakah mitra dan jejaring bisnis, termasuk para penyedia teknologi, sudah memberikan produk dan layanan yang memfasilitasi pertumbuhan perusahaan kini dan nanti.
Selain itu, perusahaan harus memanfaatkan semua data yang di tangan mereka untuk mempertajam pemahaman akan tren pasar.
Misalnya, umpan balik dari pelanggan bisa disatukan dengan data penjualan sehingga perusahaan dapat memetakan tipe dan kebutuhan setiap segmen konsumen.
“Kuncinya ada di pengolahan data. Sekali lagi, perusahaan yang menguasai teknologi akan dengan sangat mudah mengolah data yang ada untuk membuat strategi jitu untuk pertumbuhan bisnis mereka,” tutupnya.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... ITDC Bakal Bikin Pacuan Kuda
Redaktur & Reporter : Yessy Artada