PONTIANAK – Mendapat laporan ada perusahaan sawit Malaysia yang melakukan aktivitas di Indonesia, tepatnya di Dusun Aping, Aruk, Sambas, Komandan Korem 121/Abw Kolonel Infantria Toto Rinanto turun ke lapangan, kemarin (7/11)Dia memeriksa langsung titik koordinat perbatasan bersama Panglima III Brigif Kuching, Malaysia Brigjen Hasagaya.
Selain Danrem dalam rombonga TNI turut juga, Ass Intel Kodam XII Tanjungpura Letkol Andi Muhammad, Waka Top Dam Letkol Rustandy ZA, Wadan Yonif 643 Wanara Sakti Mayor Inf Sigit DC, Danki Libas Sajingan Kapten Inf Suirwan, Danramil Sajingan, Letda Heri Prabowo dan ILO TNI di Kuching Letkol Fahmi
BACA JUGA: Jemaah Haji Kloter I Bersiap Pulang
Sebelum ke lokasi, rombongan singgah di Markas Dewan Malindo, BiawakDalam pantuan bersama itu, memang aktivitas perusahaan sawit Malaysia masuk ke wilayah Indonesia
BACA JUGA: Perempuan Penenun Ulos Makin Langka
“Setelah melakukan pengecekan titik koordinat, baik kita maupun TDM (Tentara Diraja Malaysia) sepakat memang aktivitas perusahaan sawit itu masuk Indonesia,” ungkapnya.Titik awal pemantauan pada patok D 348
BACA JUGA: Polisi Sulit Identifikasi Asal senjata OPM
Selanjutnya, tentara kedua negara bergeser ke patok D 347, ditandai dengan kayu jugaJika ditarik garis lurus dari kedua patok itu, aktivitas perusahaan Malaysia masuk wilayah Indonesia sekitar 15 meterNamun patok D 347 ada dua, salah satunya menggunakan betonJika berdasarkan patok beton itu, memang aktivitas perusahaan Malaysia tidak masuk Indonesia“Patok itu bisa saja ada dua, tapi ini yang benar ada titik koordinatnya,” tegas Waka Top Dam, Letkol Inf Rustandy ZA, sembari menunjukan GPSUngkapannya itu diiyakan, tentara Malaysia yang juga menggunakan GPS dan peta.
Sebelumnya, dua alat berat perusahaan sawit Malaysia diamankan masyarakat dan pasukan lintas batas Sajingan 11 Oktober laluDua alat berat itu mengeruk tanah Indonesia membuat parit lebarnya sekitar 2,5 meterPanjangnya diperkirakan 2 kilometer antara Pasir Tengah, Malaysia dan Dusun Aping, ArukSaat ini dua alat berat tersebut diamankan di depan PPLB Aruk.
Toto melanjutkan, kegiatan perusahaan sawit Malaysia itu telah dihentikanBaik TDM maupun TNI sepakat menangani pelanggaran itu hingga tingkat yang lebih tinggi“TNI dan TDM akan melaporkan hasil tangkapan dan peninjauan lapangan kepada masing-masing pemerintahSelanjutnya ditangani pada tingkat atas,” katanya.
Toto memperkirakan, tidak ada kesengajaan perusahaan Malaysia tersebut beraktivitas di wilayah IndonesiaKarena faktor ketidakpahaman tentang batas negara membuatnya kebablasan“Perusahaan ini membuat parit mungkin hanya untuk kepentingan kebunMembuat saluran air,” ucapnya.
Dia menegaskan, tidak akan ada masalah perbatasan Indonesia dan MalaysiaKedua negara memegang data yang sama, yakni koordinatMeski patok hilang, titik koordinat tidak akan bergeser“Patoknya bisa saja hanya dengan kayu, tapi koordinat di GPS sudah jelasTidak ada masalah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia karena titik koordinatnya sama,” tegasnya.(hen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Akui Kesulitan Kejar Penembak
Redaktur : Tim Redaksi