jpnn.com, JAKARTA - Kinerja Pertamina pada 2020 mendapat apresiasi dari Anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron.
Pasalnya, di saat perusahaan migas dunia banyak merugi, Pertamina justru meraup laba bersih USD 1,05 Miliar atau sekitar Rp15,3 Triliun pada 2020.
BACA JUGA: Anda Termasuk Orang Tua yang Gemar Cium Bibir Anak? Simak Penjelasan Psikolog Berikut
Terlebih, kinerja positif tersebut juga diraih Pertamina, pada saat mengalami tekanan pandemi Covid-19, yang menyebabkan anjloknya kebutuhan energi.
“Saya memberikan apresiasi agar dipertahankan bahkan harus ditingkatkan ke depanya. Dan pekerjaan rumahnya adalah bagaimana dapat melakukan percepatan pembangunan berbagai unit bisnis baru, termasuk pengembangan kepada petrochemical,” kata Herman, Rabu (16/6).
BACA JUGA: Sepanjang 2020 Pertamina Cetak Laba Bersih Rp 15 Triliun
Herman menambahkan, kinerja positif Pertamina tersebut tak lepas dari keberhasilan perseroan meningkatkan efisiensi dan penataan bisnisnya.
Faktor inilah yang membuat Pertamina semakin baik iklim usahanya. Ditambah sejalan dengan naiknya harga crude oil dunia, yang juga meningkatkan pendapatan Pertamina.
BACA JUGA: DPK BTN Tumbuh 41 Persen, Melampaui Industri Perbankan
Kinerja positif tersebut, juga menandakan bahwa restrukturisasi membawa manfaat dan tidak berpengaruh terhadap proses bisnis Pertamina.
Bahkan ke depan, lanjut Herman, dengan restrukturisasi, akan membuat Pertamina lebih adaptip terhadap investor.
Seperti diketahui, banyak perusahaan migas dunia mengalami kerugian sangat besar. Shell, misalnya, pada 2020 merugi hingga USD 21,68 Miliar, BP yang rugi USD 20,31 Miliar.
Kemudian Exxon Mobil mengalami kerugian hingga USD 22,44 Miliar, Total dengan kerugian mencapai USD 7,24 Miliar, Chevron rugi sampai USD 5,5 Miliar, ENI dengan kerugian USD 9,53 miliar, dan Petronas dengan kerugian mencapai USD 5,54 Miliar.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy