Perusahaan-perusahaan ini Dimiliki Orang Indonesia & Mempekerjakan Tenaga Lokal

Senin, 19 Agustus 2024 – 20:23 WIB
Aksi Solidaritas Untuk Palestina. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat Indonesia masih menyerukan boikot terhadap merek atau perusahaan yang dianggap terafiliasi dengan Israel.

Namun, apakah anggapan sejumlah perusahaan tersebut layak untuk diboikot sudah tepat? Cek fakta berikut.

BACA JUGA: SIG Pamerkan Aplikasi Semen Hijau & Solusi Beton Berkelanjutan di IKN

1. KFC Indonesia

Merek waralaba KFC merupakan salah satu yang masuk daftar boikot di Indonesia. Di tanah air, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) merupakan pemegang waralaba KFC.

BACA JUGA: Pupuk Indonesia Bersama Relawan Bakti BUMN Bentangkan Bendera Merah Putih Sepanjang 1 KM

Melansir website IDX, mayoritas saham PT Fast Food Indonesia Tbk. dimiliki oleh PT Gelael Pratama sebanyak 40% dan PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk sebanyak 35.84%.

Kedua perusahaan tersebut merupakan perusahaan Indonesia. Jajaran kepimpinan PT Fast Food Indonesia Tbk juga sepenuhnya dipegang oleh warga negara Indonesia, dengan Ricardo Gelael sebagai Direktur Utama dan Ferry Noviar Yosaputra sebagai Wakil Direktur Utama.

BACA JUGA: Usung Semangat Kemerdekaan, ASABRI Berkomitmen Terus jadi Sahabat Terbaik Bagi Seluruh Peserta

Pasalnya, gerakan boikot yang salah sasaran yang berimbas pada kinerja perusahaan masih terus berlanjut.

Berdasarkan laporan keuangan semester I-2024 FAST menunjukkan rugi periode berjalan perusahaan membengkak drastis menjadi Rp 349 miliar, melonjak 6.168,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

2. McDonald’s Indonesia

PT Rekso Nasional Food, sebagai pemegang waralaba McDonald’s di Indonesia menyatakan mereka merupakan entitas yang beroperasi secara independen, yang sepenuhnya dimiliki oleh pengusaha asli Indonesia dan mempekerjakan belasan ribu tenaga kerja lokal.

Dilansir dari website perusahaan, PT Rekso Nasional Food juga memiliki berbagai komitmen untuk tanah air, termasuk komitmen keberlanjutan, penggunaan bahan baku lokal dan inklusivitas.

“Sebagai perusahaan Indonesia, PT Rekso Nasional Food memiliki peluang besar untuk memberikan dampak nyata terhadap pembangunan berkelanjutan melalui operasional bisnis kami. Melalui keberadaan lebih dari 300 restoran McDonald’s di seluruh Indonesia, belasan ribu tenaga kerja lokal, dan puluhan mitra pemasok lokal, kami yakin berbagai upaya yang kami lakukan dapat memberikan kontribusi positif untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Supaya memberikan dampak yang lebih besar, kami ingin mengajak semua pihak untuk bersama-sama berkontribusi demi masa depan dan lingkungan yang lebih baik," kata Ronni Rombe, Director of Supply Chain & QA PT Rekso Nasional Food.

Terkait penggunaan bahan baku lokal, saat ini, secara keseluruhan, 75% bahan baku yang digunakan oleh McDonald's Indonesia berasal dari pemasok lokal.

Berkaitan dengan inklusivitas, PT Rekso Nasional Food juga mempekerjakan karyawan disabilitas tuli di banyak restoran McDonald’s Indonesia.

3. Pizza Hut

Banyak masyarakat Indonesia yang saat ini masih gencar melakukan boikot terhadap Pizza Hut Indonesia.

Padahal, Pizza Hut Indonesia berada di bawah naungan PT Sarimelati Kencana Tbk, yang merupakan perusahaan Indonesia.

Melansir website resmi PT Sarimelati Kencana Tbk, saham mayoritas perusahaan, sebanyak 64,79%, dimiliki oleh PT Sriboga Raturaya.

Dalam website resminya, mereka menyampaikan bahwa Pizza Hut telah berada di Indonesia selama 40 tahun, dan saat ini mempekerjakan lebih dari 13.000 karyawan di lebih dari 600 outlet dari Sabang sampai Merauke.

Selain itu, jajaran Direksi dan Komisaris Pizza Hut juga warga negara Indonesia. Saat ini, jajaran manajemen perusahaan PT Sarimelati Kencana juga diduduki oleh WNI dengan Hadian Iswara sebagai Direktur Utama dan Boy Lukito Direktur Operasional.

Dari segi rantai pasok, Pizza Hut Indonesia menyampaikan mereka telah membina sekitar 100 Kelompok Petani UMKM dengan tidak kurang dari 600 Rumah Kaca yang menyuplai 60% kebutuhan Paprika & Tomat untuk menu-menu yang ditawarkan.

Pizza Hut Indonesia juga memiliki komitmen untuk terus berekspansi sampai 100% kebutuhan terpenuhi dari Petani UMKM Lokal Indonesia.

4. Rose All Day

Tidak hanya restoran cepat saji, beberapa merek kecantikan juga sempat menjadi sasaran boikot masyarakat, salah satunya adalah Rose All Day.

Pada Oktober 2023, pengguna internet sempat menyerukan gerakan boikot merek tersebut dikarenakan cofounder Rose All Day Tiffany Danielle, dianggap mendukung Israel karena didapati menyukai postingan "I stand with Israel" milik artis Gal Gadot.

“Kami menyatakan bahwa Rose All Day tidak pernah mendukung aksi kekerasan yang terjadi di Palestina. Doa dan hati kami tertuju kepada warga Palestina yang kian menghadapi krisis kemanusiaan," tegasnya.

Selain itu Tiffany Danielle juga telah menyampaikan permintaan maafnya di media sosial.

Rose All Day juga menunjukkan bukti dukungan mereka untuk Palestina melalui donasi kemanusiaan senilai Rp500 juta yang disalurkan lewat Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).

Rose All Day merupakan merek yang lahir dan besar di Indonesia.

5. Scarlett

Selain Rose All Day, brand kecantikan lokal Scarlett juga sempat panas mendapatkan seruan boikot dari netizen.

Hal ini bermula dari pemilik Scarlett yang juga seorang selebriti, Felicya Angelista, mengunggah sebuah video berisi opini mengenai peristiwa yang terjadi di Palestina.

Namun, konten video tersebut mendapatkan kritikan pedas dari netizen, karena dianggap mendukung Israel.

Pemilik Scarlett pun kemudian menyampaikan permohonan maaf setelah video dirinya menimbulkan kontroversi di media sosial.

Dia juga mengungkapkan solidaritas kepada rakyat Palestina dan menegaskan bahwa posisinya bersamaan dengan sikap resmi pemerintah Indonesia.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Promo Merdeka: KAI Logistik Beri Diskon Pengiriman


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler